Optika.id - Penyakit OCD baru - baru ini menjadi pembicaraan di kalangan warganet. Pasalnya Aliando Syarief, salah satu idola mereka mengidap penyakit OCD atau Obsessive Compulsive Disorder.
Gangguan obsesif kompulsif dapat dialami oleh siapa saja. Meski lebih sering terjadi di awal usia dewasa, OCD juga bisa terjadi pada anak-anak atau remaja. Penderita OCD terkadang sudah menyadari bahwa pikiran dan tindakannya tersebut berlebihan, tetapi tetap merasa harus melakukannya dan tidak dapat menghindarinya.
Baca Juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?
OCD merupakan penyakit gangguan kondisi psikologis saat rasa takut atau cemas timbul, membuat para penderitanya harus melakukan sesuatu berulang - ulang agar rasa takut tersebut hilang.
Mengutip dari International PCD Foundation, Minggu (30/1/2022), diperkirakan ada 100 juta orang di berbagai dunia mengidap OCD. Di tanah air kita, aktor Aliando Syarief baru - baru ini dikabarkan dirinya didiagnosis terkena OCD. Kondisi ini yang membuat dirinya kesulitan melakukan aktivitas.
Contoh lain seperti menyentuh benda kotor langsung buru - buru cuci tangan sampai berkali - kali tidak bisa melihat benda berantakan hingga berulang kali harus merapikannya, hingga selalu memiliki pikiran - pikiran negatif untuk melukai seseorang.
Apakah kamu juga termasuk penderita OCD? ada beberapa cara yang bisa diupayakan agar kualitas hidup lebih terjaga:
Jaga pola makan agar mood tetap stabil
Pada orang dengan OCD, menjaga suasana hati tetap stabil adalah hal penting. Nah, salah satunya adalah dengan menjaga pola makan.
Dilansir WebMD, cobalah untuk mengonsumsi nutrisi, protein, dan karbohidrat kompleks agar tubuh tetap "seimbang". Agar tidak terus-terusan was - was, hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, soda, dan minuman berenergi. Bila dikonsumsi apalagi dalam jumlah besar, dikhawatirkan mood bisa naik turun.
Kenali ciri OCD dan langsung tangani
Berikut tips penting bagi kamu penderita OCD, karena penderitanya memiliki pikiran obsesif sulit ditebak, kamu bisa memperhatikan perubahan perilakunya, seperti:
- Cepat marah
- Susah tidur
- Mengurung diri
- Bengong dalam waktu lama
- Membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakan satu tugas
Jika kamu memiliki perubahan perilaku tersebut, ada kemungkinan OCD kambuh, jangan di marahi atau di kritik, karena dapat menyinggung perasaannya.
Saat merasa tidak tenang, lebih baik tidur saja
Baca Juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi
Kalau pikiran tiba - tiba was was dan pikiran negatif muncul, lebih baik tidur saja untuk mencegah kekambuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Memang ini tak selalu mudah, tetapi bukan hal mustahil, kok! Supaya tidur lebih efektif, berhentilah menatap layar gawai 90 menit sebelum tidur dan/atau mandi air hangat. Hal ini terbukti dalam sebuah penelitian Amerika Serikat (AS) yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews tahun 2019.
Selain mandi air hangat, kamu juga bisa menciptakan suasana yang pas untuk tidur. Misalnya dengan meredupkan atau mematikan lampu dan nyalakan AC agar ruangan sejuk. Berbaringlah di kasur, bentangkan selimut, peluk guling, lalu pejamkan mata dan tidurlah.
Hargai pencapaian pengidap OCD
Salah satu keluhan yang sering diceritakan oleh pengidap OCD adalah bahwa mereka merasa kurang diapresiasi. Mereka melakukan sesuatu yang bagi mereka berharga, tetapi lingkungan di mana mereka tinggal menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak penting.
International OCD Foundation mengatakan bahwa lingkungan OCD, baik keluarga atau teman, harus memberikan dukungan dan apresiasi terhadap apa pun yang dilakukan pengidap OCD. Dengan begitu, orang-orang dengan OCD akan tetap positif dan bisa menjalani hidup dengan maksimal.
Baca Juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda
Sering melakukan meditasi, agar tidak dihantui pikiran negatif
Saat dihantui oleh OCD, tubuh secara otomatis memproduksi hormon kortisol alias hormon stres. Walaupun berguna dalam dosis kecil, tetapi hormon kortisol yang kadarnya berlebihan dapat merusak tubuh, mulai dari tumbuh jerawat, depresi, hingga penyakit jantung.
Agar kadar hormon kortisol tetap seimbang, olahragalah secara rutin. Tak perlu yang berat-berat, jogging keliling kompleks atau olahraga ringan di rumah juga bisa membuat tubuh tetap aktif dan menjaga kadar kortisol.
Reporter: Mei Nurkholifah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi