Optika.id, Madiun - Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menanggapi kericuhan dalam deklarasi Ikatan Alumni (IKA) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur di Surabaya, Jumat (17/6/2022) sore. Menurut dia, hal itu akan menjadi pembahasan di Nahdlatul Ulama (NU).
"Selesai dari Ansor itu jadinya NU, masuk ke NU," ujar dia usai Pelantikan PC Ansor Madiun di Pendapa Ronggo Djoemeno, Caruban, Kabupaten Madiun, Sabtu (18/6/2022) dini hari.
Baca Juga: Dorong GP Ansor Jaga Semangat, Jokowi: Stabilitas Politik Jadi Kunci Perkuat Pembangunan
Menurut dia, Ansor merupakan organisasi pemuda Islam terbesar di dunia dengan jumlah anggota mencapai 7 juta di seluruh Indonesia. Keanggotaan sebanyak itu tak lepas dari komitmen para pengurus di tingkat pusat hingga daerah.
"Ansor itu organisasi kader di Jam'iyah Nahdlatul Ulama itu strukturnya jelas," ujar pria yang juga menjabat sebagai Menteri Agama itu.
Seperti diberitakan, kericuhan dalam deklarasi IKA GP Ansor Jawa Timur di karena kelompok GP Ansor - Banser Surabaya menolak adanya deklarasi di halaman gedung Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyah (PPKN), Gayungsari, Surabaya.
Baca Juga: Terkait Rusuh IKA Ansor-Banser, Ini Klarifikasi Banser Surabaya
Awalnya, kegiatan tersebut berjalan lancar. Namun, tak lama berselang sekelompok dari GP Ansor-Banser Surabaya datang dan meminta deklarasi dihentikan. Kericuhan pun pecah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekretaris Banser Kota Surabaya, Nasfa Uuth Akhmadie mengatakan, pihaknya tak mempersoalkan kegiatan tersebut. Hal yang ia persoalkan adalah penggunaan nama Ansor, atribut dan kegiatan tersebut. Hal ini lantaran dalam AD/ART GP Ansor, tak ada istilah Ikatan Alumni.
"Karena setelah Ansor maka harus kemudian ke jenjang Nahdlatul Ulama," ujarnya.
Baca Juga: Soal Pembubaran, IKA GP Ansor: Premanisme Tak Beretika
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi