Don't Worry! Simak Strategi Pemberian MPASI pada Bayi

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 18 Agu 2022 22:23 WIB

Don't Worry! Simak Strategi Pemberian MPASI pada Bayi

i

baby-gd6885e553_1920

Optika.id - Bayi memiliki periode usia emas yang dapat menentukan kualitas hidup di masa yang akan datang. Periode emas tersebut dikenal dengan istilah 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Selama periode emas tersebut, bayi membutuhkan sejumlah nutrisi yang cukup dan seimbang untuk menyokong tumbuh kembang emasnya.

Adapun periode 1.000 HPK dimulai sejak awal kehamilan hingga anak berusia 24 bulan atau sekitar 2 tahun. Saat masa kehamilan, sang ibu dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi guna memaksimalkan pertumbuhan berbagai organ penting dalam tubuh bayi, pun meningkatkan berat badan bayi.

Baca Juga: Kemenkes Jelaskan Pentingnya KB Pasca Persalinan

Dikutip dari situs Kemenkes.go.id pada Kamis, (18/8/2022) bayi yang kekurangan nutrisi sejak dalam kandungan berisiko lahir dengan status gizi yang kurang. Hal tersebut umumnya ditandai dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yakni di bawah 2,5 kilogram, serta panjang badan yang kurang dari 48 centimeter.

Adapun bayi dengan status gizi rendah berpotensi untuk mengalami stunting atau kekerdilan. Pemberian air susu ibu atau ASI ekslusif selama 0-6 bulan sangat direkomendasikan untuk mendukung dan mengejar berat badan ideal bali sesuai dengan usianya.

Akan tetapi, saat bayi memasuki usia 6 bulan, pemberian ASI tidak lagi cukup menyokong dan mendukung kebutuhan gizi bayi. Oleh sebab itu, para orang tua wajib memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI bagi bayi.

Dalam laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dikutip pada Kamis (18/8/2022), MPASI sangat berperan untuk mendukung perkembangan bayi hingga usia dua tahun. Praktik pemberian MPASI sejak usai enam bulan sangat menentukan status kesehatan bayi, termasuk apakah kesehatan dan gizinya optimal atau justru kurang bahkan mengalami stunting.

Menurut IDAI ada empat strategi penting yang perlu diterapkan orang tua dalam praktik pemberian MPASI. Empat strategi MPASI tersebut sudah dirangkum oleh Optika.id, di antranya yakni:

Tepat Waktu

Pemberian MPASI harus tepat waktu, tidak kurang atau lebih dari usia yang ditentukan, dan umumnya baru diberikan pada usia 6 bulan. Hal tersebut sudah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Akan tetapi, hal tersebut dikecualikan pada bayi yang mengalami kondisi kesehatan khusus, pemberian MPASI harus dengan advice dokter spesialis anak.

Sebab dalam beberapa kasus, ada bayi yang dianjurkan segera mendapatkan MPASI sebelum usia enam bulan, atau sebaliknya menunda pemberian MPASI dengan alasan tertentu.

Nutrisi dan Gizi Memadai

Dalam pemberian MPASI, sejak awal harus terdiri dari berbagai sumber nutrisi dan gizi yang seimbang. Yakni mengandung makronutrien (protein, karbohidrat, dan lemak) serta mikronutrien (vitamin dan mineral) atau disebut dengan istilah menu lengkap. artinya ialah setiap porsi MPASI harus mencakup protein hewani, protein nabati, karbohidrat, dan lemak.

Baca Juga: Minim Ilmu Parenting, Orang Tua Jadi Gampang Lakukan Kekerasan Pada Anak

Yang menjadi prioritas ialah nutrisi pada kelompok makronutrien sebab dalam masa pertumbuhan tubuh bayi lebih banyak membutuhkan sumber gizi dari kelompok makronutrien dibandingkan dengan mikronutrien serta sayur dan buah (antinutrien).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di awal masa pemberian MPASI, porsi sayur dan buah harus diberikan lebih sedikit. Sebab, sayur dan buah merupakan makanan tinggi serat sehingga dapat membuat bayi merasa kenyang lebih cepat. Jika si bayi merasa cepat kenany, maka porsi makan menjadi lebih sedikit dan kebutuhan nutrisi harian tidak tercukupi.

Aman dan Higienis

MPASI harus dilakukan secara aman dan higienis, baik dari segala bentuk pemrosesan, penyimpanan, serta penyajiannya. Tidak hanya bahan makanan, bahkan wadah yang digunakan pun harus bersih dan aman.
Bahan dan wadah yang tidak bersih akan memungkinkan bakteri tumbuh yang bisa berujung pada masalah pencernaan hingga keracunan. Maka sangan penting untuk memperhatikan seluruh aspek dalam pembuatan MPASI.

Pemberian MPASI Secara Responsif

Sama seperti pemberian ASI, pemberian MPASI harus mengikuti tanda bayi lapar dan kenyang. Berikan MPASI ketika bayi menunjukkan tanda-tanda lapar dan hentikan ketika bayi merasa kenyang.

Baca Juga: Upaya Pemerintah Atasi Trauma Anak di Daerah Konflik

Bahkan, beberapa ahli menganjurkan untuk menerapkan feeding rules atau beberapa aturan dasar pemberian makan pada proses MPASI. Yang mana ada jarak pemberian antara waktu makan dan snack time. Misalnya, setelah makan utama bayi diberi jarak waktu untuk tidak mengonsumsi apapun selama 2 jam, selanjutnya, berikan ASI atau snack. Kemudian, 2 jam berikutnya jadwal makan berat kembali.

Konsep ini dikenal juga dengan istilah 2.30.2, 2 jam - 30 menit - 2 jam. 30 menit adalah waktu anak untuk makan berat atau snack time. Feeding rules ini diyakini menjadi cara ideal untuk mengenalkan sinyal lapar dan kenyang pada bayi.

Itulah strategi yang direkomendasikan IDAI dalam proses pemberian MPASI. Praktik pemberian makanan yang benar pada awal MPASI memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, imunitas, pencegahan obesitas, perlindungan terhadap alergi, dan masalah jantung di kemudian hari.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU