Upaya Pemerintah Atasi Trauma Anak di Daerah Konflik

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Rabu, 18 Okt 2023 14:12 WIB

Upaya Pemerintah Atasi Trauma Anak di Daerah Konflik

Optika.id - Pelaksana tugas (Plt) Asdep Pelayanan Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus Kementerian PPPA, Atwirlani Ritonga menyebut jika pihaknya telah memberikan dukungan dan pendampingan psikososial kepada sebanyak 345 anak yang terdampak konflik pada Peristiwa Rempang, Provinsi Kepulauan Riau.

Pendampingan psikososial bagi anak dalam situasi darurat tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya dampak psikologis lanjutan yang menimbulkan trauma mendalam pada anak sehingga bisa memengaruhi tumbuh kembang anak-anak yang terdampak tersebut. Dengan kata lain, pendampingan tersebut adalah sebagai bagian dari perlindungan anak itu sendiri.

Baca Juga: Mencegah Anak Bunuh Diri

Karena peristiwa di Pulau Rempang meninggalkan luka mendalam bagi anak-anak di wilayah sama, jelas Atwirlany dalam keterangan yang diterima Optika.id, Selasa (17/10/2023).

Bentuk Kegiatan

Adapun bentuk kegiatan pendampingan psikososial yang dimaksud adalah dengan cara screening kondisi psikologis anak-anak yang menggunakan insturmen self-report dan dilanjutkan dengan diskusi yang bertujuan untuk mengatur emosi anak-anak.

Anak-anak pada sesi tersebut diajak untuk mengenali berbagai jenis emosi, sumber emosi serta cara mengelola atau menangani emosi.

Dalam sesi tersebut mereka juga belajar melakukan relaksasi dan mengurangi kepanikan mereka akibat konflik dengan cara mengatur pernapasan.

Baca Juga: Mengapa Kekerasan Rentan Menimpa Perempuan?

Anak-anak selanjutnya melakukan diskusi dalam kelompok dan kemudian mempresentasikan bagaimana cara mereka meregulasi emosi yang paling sesuai untuk diri mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pendampingan tersebut lantas ditutup oleh sesi menulis surat untuk diri sendiri. harapannya, adalah sesi tersebut memberikan apresiasi dan menguatkan diri sendiri.

Selama sesi pendampingan psikososial diselenggarakan, secara umum ditemukan bahwa anak-anak masih cukup teringat akan peristiwa bentrokan pada 7 September 2023 silam, namun mereka sudah mampu untuk melaksanakan aktivitas belajar mengajar di sekolah seperti semula, ujar Atwirlany.

Tak hanya kepada anak-anak, KemenPPPA juga memberikan pendampingan bagi para guru di lokasi yang terdampak. Tujuannya adalah agar para guru itu mampu membantu serta membimbing anak-anak dalam mengelola emosi yang dirasakan. Khususnya, pasca terjadinya peristiwa bentrokan di wilayah mereka itu.

Baca Juga: Kasus KDRT Masih Marak, Ada yang Salah dengan UU Penghapusan KDRT?

Dalam kunjungannya, KemenPPPA juga menyempatkan waktu berdialog dengan para guru terkait dengan kondisi psikis anak-anak di Pulau Rempang.

Hasilnya, saat ini anak-anak cenderung mengalami kekhawatiran lebih terkait rencana relokasi. Hal tersebut mulai timbul sebagai dampak dari respon keluarga terdekat anak terkait rencana relokasi yang kerap dibahas dan dibicarakan. 

Karena itu, perlu mengalihkan fokus anak-anak, seperti ekstrakulikuler di bidang olahraga atau kesenian, agar fokus untuk mengembangkan dirinya, kata Atwirlany.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU