Optika.id - Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, mengatakan bahwa partainya akan mengundang anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yaitu Partai Demokrat dan PKS, pada hari Senin (17/7/2023) mendatang. Pertemuan yang akan diadakan di Kantor DPP NasDem bertujuan untuk membahas konsolidasi guna meningkatkan elektabilitas Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden yang menurun.
Baca Juga: NasDem Jatim Gelar Rakorwil: Panaskan Mesin untuk Kemenangan Khofifah-Emil
"Oleh karena itu, pada Senin nanti saya akan mengundang seluruh partai koalisi untuk menyusun jadwal konsolidasi di setiap daerah bersama Anies," kata Ali di Stadion GBK, Jakarta Pusat pada Sabtu (15/7/2023).
Ali menyebut bahwa dalam kondisi saat ini, tidak tepat untuk membahas bakal calon wakil presiden atau cawapres yang akan mendampingi Anies. Menurutnya, penurunan elektabilitas Anies menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab oleh koalisi. Oleh karena itu, mereka tidak ingin melakukan blunder dengan mengumumkan calon wakil presiden pada saat yang tidak tepat.
Baca Juga: Surya Paloh Kembali Jadi Ketum, Ingin Kader Tak Ganggu Parpol Lain!
"Dalam perspektif apapun, menurut saya, politik itu tentang momentum. Saat ini kita belum mengetahui siapa lawan kita. Jika kita mengumumkan calon wakil presiden, itu sama saja dengan bunuh diri," tegas Ali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ali menjelaskan bahwa menurut NasDem, saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengumumkan calon wakil presiden. Saat ini adalah waktu yang lebih tepat untuk melakukan konsolidasi.
Baca Juga: Anies Saat di Kongres NasDem: Ada Kalanya Bersama, Ada Kalanya Tidak!
Seperti yang diketahui, hasil survei terbaru dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan Anies pada posisi ketiga, di bawah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Pada bulan Juli 2023, elektabilitas Anies dari survei LSI menunjukkan angka 21,4 persen, turun dari bulan April yang mencapai 25,3 persen. Ganjar berada di posisi kedua dengan angka 32,2 persen, sementara Prabowo Subianto menduduki posisi teratas dengan angka 35,8 persen.
Editor : Pahlevi
