Madiun (optika.id) - Petani porang di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, mendapat bantuan mesin pengolahan pascapanen dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk diversifikasi produk olahan komoditas porang.
Penjabat Bupati Madiun Tontro Pahlawanto mengatakan bantuan mesin pengolahan porang pasca-panen dari ITS tersebut sangat berguna untuk petani. Sehingga diharapkan semakin meningkatkan produksi olahan porang di Kabupaten Madiun.
Baca Juga: Dampak Ambisi Daerah yang Gencarkan Alih Fungsi Lahan Pertanian
"Bantuan mesin ini sangat bagus. Sehingga bisa segera dioperasionalkan petani porang saat masuk masa panen porang sekitar bulan April dan Mei 2024," ujar Pj Bupati Tontro di sela kegiatan penyerahan bantuan mesin pengolahan porang dari ITS di Desa Kepel, Kabupaten Madiun, Selasa.
Menurut dia, selama ini mayoritas petani porang di Kabupaten Madiun, termasuk di Desa Kepel, menjual hasil panen porang ke pengepul dalam bentuk "chips" kering. Padahal, harga jual hasil panen tersebut bisa naik signifikan jika diolah menjadi produk olahan lain, seperti tepung porang.
Untuk itu, Pemkab Madiun terus mendorong petani porang di wilayahnya kreatif melakukan diversifikasi olahan porang, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani porang.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemkab Madiun dalam mewujudkan diversifikasi olahan porang tersebut adalah dengan menggandeng banyak pihak, termasuk Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS) Surabaya dengan pemberian mesin pengolahan pasca-panen.
Dengan mesin tersebut, para petani petani porang di Desa Kebel diharapkan mampu memproduksi umbi porang menjadi chips kering, tepung, dan lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Baca Juga: Petani Sambat Pupuk Subsidi Sudah Dibatasi, “Disunat” Lagi!
Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS Fadlilatul Taufany mengatakan mesin teknologi tepat guna dari ITS tersebut berkapasitas maksimal 300 kilogram umbi porang per jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Sehingga pengoperasian mesin tersebut sangat membantu petani porang dalam mengolah hasil panennya," kata Fadlilatul.
Tidak hanya dalam bentuk chips, mesin tersebut juga mampu mengolah umbi porang untuk pengeringan dan penggilingan menjadi tepung sesuai SNI yang dibutuhkan.
Baca Juga: Buruh Geruduk Gedung DPR Sindir Kebijakan BLT
Nantinya, mesin pengolahan komoditas porang yang digunakan para petani tersebut akan dikelola oleh BUMDes di desa setempat.
Kabupaten Madiun dikenal sebagai daerah penghasil porang dan telah diekspor ke luar negeri, di antaranya China dan Jepang. Lahan penanaman porang saat ini di Kabupaten Madiun mencapai lebih dari 1.602 hektare yang berada di lima kecamatan sentra budi daya porang. Yakni Kecamatan Saradan, Gemarang, Kare, Dagangan, dan Wonoasri.
Data Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun mencatat produksi porang di wilayah setempat tahun 2022 mencapai 51.347 ton dan tahun 2023 sebanyak 50.235 ton. Sementara harga panen umbi porang di tingkat petani tahun 2023 mencapai Rp3.500 per kilogram.
Editor : Pahlevi