PPP: Ledakan Suara PSI Tak Masuk Akal, Apakah Ini Operasi Sayang Anak?

author Dani

- Pewarta

Minggu, 03 Mar 2024 22:48 WIB

PPP: Ledakan Suara PSI Tak Masuk Akal, Apakah Ini Operasi Sayang Anak?

Jakarta (optika.id) - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy memprotes 'ledakan suara' Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang muncul dalam penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI belakangan ini. Pria yang akrab disapa Romi itu menilai lonjakan suara PSI tidak masuk akal.

"Mohon atensi kepada @kpu_ri dan @bawasluri, operasi apa ini? Meminjam bahasa pak @jusufkalla, apakah ini operasi "sayang anak" lagi?" kata Romahurmuziy melalui unggahannya di Instagram, Sabtu (2/3/2024).

Baca Juga: Rezim Jokowi Akan Hilangkan PPP, Ini Respon Menohok PDIP

"Pola kenaikan suara @psi_id bukan hanya tidak wajar. Melainkan juga tidak masuk akal menurut beberapa surveyor," katanya. 

Menurut penghitungan suara KPU per Minggu (3/3/2024), dari 65,81 persen suara TPS yang masuk, PSI mendapatkan 3,13 persen suara, hampir mencapai ambang batas parlemen 4 persen. Persaingan suara PSI bersaing dengan PPP yang sementara ini mendapatkan 4,01 persen suara.

Romahurmuziy pun mengutip penambahan suara PSI pada Jumat (1/3/2024) yang menunjukkan penambahan suara hingga 19.591 dari 110 TPS. Menurutnya, lonjakan suara itu berarti PSI mendapatkan rata-rata 173 suara dari rata-rata 225 suara sah per TPS yang mana menurutnya tidak masuk akal.

Romahurmuziy mendesak KPU dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) segera menindaklanjuti temuan tersebut. Jika tidak, ia menyebut hal ini akan dibahas dalam angket DPR.

Baca Juga: Sandiaga Enggan Bicara Oposisi Usai Suara PPP Turun

Di lain sisi, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PPP Achmad Baidowi menyebut terjadi anomali suara untuk PPP dalam hitungan yang ditampilkan Sirekap KPU. Pada 28 Februari, suara PPP sudah menyentuh 4 persen, tetapi beberapa hari kemudian justru turun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Sementara jumlah TPS yang masuk itu bertambah, kan, harusnya jumlah suaranya bertambah, bukan berkurang. Sementara ada partai lain yang mengalami kenaikan tidak wajar. Bukan persentasenya. Kalau persentase, kan, otomatis, mengikuti jumlah suara. Nah, ini masalahnya suara yang didapatkan itu turun,” kata Baidowi dikutip dari Kompas.id, Minggu (3/3/2024).

Sebelumnya, anggota KPU Idham Holik mengaku pihaknya belum mengerti lonjakan suara PSI yang dimaksud. Idham menggarisbawahi, saat ini KPU sedang melakukan rekapitulasi berjenjang untuk memfinalkan hasil Pemilu 2024.

Baca Juga: Sandiaga Ajak Masyarakat Jadikan Sivitas Akademika Panutan

“Kami belum mengerti yang dimaksud dengan lonjakan tersebut itu lonjakan apa,” kata Idham, Sabtu (2/3/2024).

“Yang jelas, Undang-Undang Pemilu menegaskan bahwa perolehan suara peserta pemilu yang disahkan oleh KPU itu adala berdasarkan rekapitulasi resmi yang dilakukan mulai dari PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU RI, dan saat ini sedang berlangsung rekapitulasi berjenjang tersebut,” lanjutnya.

Editor : Pahlevi

Tag :

BERITA TERBARU