Optika.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jawa Timur mengecam segala bentuk provokasi yang memecah belah masyarakat, menyusul cuitan "Allahmu ternyata lemah" oleh Ferdinand Hutahaean.
Ketua MUI Jatim, KH Mutawakkil, mengecam cuitan Ferdinand 'Allahmu ternyata lemah' yang memecah belah kerukunan umat beragama di Indonesia dan mencoba memprovokasi umat muslim khususnya saat ini.
Baca juga: PayLater Haram Menurut MUI Jatim, Ini Alasannya
"Sikap MUI Jatim jelas mengecam segala bentuk provokasi yang bisa mengancam harmoni sosial di tengah masyarakat, termasuk apa yang dilakukan oleh Ferdinand," ujar Kiai Mutawakkil dalam keterangannya yang diterima Optika.id, Kamis (6/1/2022).
MUI Jatim juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi dengan apa yang tengah beredar di media sosial dan tetap menjaga perdamaian.
"MUI juga mengimbau warga masyarakat untuk senantiasa menjaga ketenangan di tengah masyarakat, seraya menyerahkan kasus cuitan Ferdinand di atas kepada aparat yang berwenang," tambahnya.
Dalam kasus ini, pihaknya menyerahkan proses hukum kepada aparat keamanan yang bertindak, sebab, apa yang dilakukan Ferdinand sudah masuk kategori penistaan agama.
"Mendorong aparat keamanan menindak tegas tindakan yang berpotensi melakukan penistaan agama apapun. Di mana kali ini yang menjadi sasaran provokasi adalah umat islam," tegasnya.
Baca juga: Ijtima Ulama MUI Jatim Bahas PayLater Hingga Fatwa Ucapan Hari Raya ke Non-muslim
Sebelumnya, pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean Dalam akun Twitternya, @FerdinandHaean3, Selasa (4/1/2022), dia sempat mencuit soal 'Allahmu ternyata lemah'. Namun cuitan itu kini sudah dihapus.
"Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela," bunyi cuitan Ferdinand.
Hal itu memicu reaksi warga net, yang kemudian menaikkan tagar #TangkapFerdinand di media sosial. Tagar itu muncul setelah cuitan soal 'Allahmu ternyata lemah' beredar luas.
Baca juga: Anies Baswedan Cabut Izin Usaha 12 Outlet Holywings Jakarta
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi