Optika.id, Surabaya - Politikus sekaligus Ketua DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut bahwa 3 tantangan terbesar yang harus dihadapi demokrasi di Indonesia saat ini bahkan hingga menyongsong tahun politik 2024 nanti.
AHY mengungkapkan, pada 10 tahun terakhir indeks demokrasi Indonesia mengalami penurunan terutama di tahun 2015 sampai 2017 dari 7,03 menjadi 6,39.
Baca juga: AHY Sebut Presiden Jokowi Tak Pernah Tawarkan Kaesang ke Demokrat
"Peristiwa yang terjadi tahun tersebut adalah pilkada DKI Jakarta yang begitu keras, saya mengalami sendiri. Turun lagi di tahun 2019 saat pemilu presiden dan legislatif. Lalu kenapa selalu ketika ada pemilu indeks selalu turun?" ujarnya saat menjadi pembicara di kuliah umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Selasa (22/2/2022).
Putra sulung Mantan Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) tersebut, mengungkapkan tiga hal tantangan demokrasi Indonesia. Bukan hanya berbicara kualitas pemilu, namun juga tentang tata kelola pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan kredibel.
Pertama, money politics atau politik uang yang akhir-akhir ini banyak akademis yang menyebut peranan oligarki. AHY menyebut ini menjadi tantangan serius dalam demokrasi Indonesia.
"Jika hanya orang mempunyai uang saja yang berkuasa, bagaimana dengan mereka yang pantas tapi tidak punya uang? Orang seperti itu akan tidak akan pernah punya kesempatan," jelas Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute ini.
Kedua, AHY menyebut politik identitas yang melabeli suatu kelompok sehingga menganggap dirinya lebih unggul dibanding kelompok lain. Ia mencontohkan kelompok A menganggap dirinya pancasilais menunjuk kelompok lain radikal. Sebaliknya kelompok lain menganggap dirinya paling religius menganggap lainnya musuh.
"Saya mengimbau untuk tokoh politik, influencer, pemimpin daerah, siapa saja untuk jangan mengeluarkan ucapan yang mengadu domba followers-nya. Kita berkaca pada pilpres mungkin saja habis pemilihan pimpinan sudah pelukan rangkulan satu sama lain, bagaimana dengan pendukungnya?" jelasnya.
Baca juga: Berikut Nama-nama yang Akan Diusung Demokrat di Pilkada Serentak 2024!
Ketiga, Post Truth Politik atau politik pasca kebenaran yang menggunakan kebohongan yang diulang-ulang sehingga bisa menjadi sebuah kebenaran yang dipercaya. Informasi di era digital sekarang ini harus diwaspadai.
"Kebebasan yang dieksploitasi juga akan menjadi ancaman. Jika hal ini kelewatan maka tidak mungkin kita akan mengalami kemunduran, bukan sebuah kemajuan," tegasnya.
AHY mengajak generasi milenial dan generasi Z yang nantinya di tahun 2030 akan memasuki masa produktif sebesar 70ri penduduk Indonesia, untuk melawan disinformasi, berpikir kritis dan berani bicara.
"Sekarang zamannya aksi nyata, partisipasi politik dan pengetahuan politik yang benar perlu didapatkan untuk generasi muda. Mari perkuat sinergitas dan kolaborasi, bahwa pemilu bukan ajang balas dendam," pungkasnya.
Baca juga: Menteri ATR/BPN AHY Ungkap Sertifikat Tanah Digital Lebih Sulit Terkena Mafia
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi