Rocky Nilai Penundaan Pemilu Akan Buat Malu Indonesia!

Reporter : Seno
images - 2022-03-02T092117.794

Optika.id - Roda sejarah tentang politik dalam negeri disebut akan membuat muka Indonesia 'tercoret'. Hal ini dikatakan oleh pengamat politik, Rocky Gerung seperti dikutip Optika.id dari akun YouTube-nya Rocky Gerung Official, Rabu (2/3/2022).

Perkataan Rocky berkaitan dengan wacana Pemilu 2024 ditunda, yang berarti masa jabatan Presiden Joko Widodo akan diperpanjang. Menurutnya, hal tersebut akan menimbulkan kekacauan yang membuat malu Indonesia.

Baca juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!

"Jadi kelihatannya memang kekacauan ini mesti terjadi dulu, karena tanggung kalau tidak kacau kan," kata Rocky.

Ketika kekacauan tersebut terjadi, Rocky menilai jika roda sejarah Indonesia akan jatuh hingga jurang yang paling dalam.

Pasalnya, dengan penundaan Pemilu 2024, sejumlah pengamat menyebutnya sebagai kemunduran demokrasi yang telah dibangun dari beberapa dekade yang lalu.

"Jadi begitulah roda sejarah diputar sampai ke bawah, sampai betul-betul dangkal, betul-betul norak, dan betul-betul memalukan. Baru kita bisa melihat pemimpin yang diuji nantinya. Jadi, kita mesti terima bahwa ini adalah kehendak sejarah," tukasnya.

'Horor' Penundaan Pemilu Sengaja Diciptakan

Menurut Rocky, 'horor' penundaan Pemilu 2024 sengaja diciptakan oleh orkestrasi sejumlah partai politik yang tergabung dalam koalisi kekuasaan.

Mantan pengajar sekaligus alumni Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, ada sebab lain yang menjadikan isu penundaan Pemilu 2024 menjadi sebuah 'horor' di tengah masyarakat.

Dia mengatakan, penundaan Pemilu 2024 menjadi sebuah 'horor' tersendiri karena dibesar-besarkan oleh keberadaan lembaga survei yang diduga dibayar oleh pihak Istana.

Dia pun menyebut 'horor' penundaan Pemilu 2024 mendorong orang Jakarta memilih liburan ke puncak hingga membuat Megawati (Ketum PDIP) marah besar.

Rocky menuturkan 'horor' penundaan Pemilu 2024 jauh lebih seram dibandingkan 'horor' kemacetan di Puncak yang disebabkan oleh banyaknya orang Jakarta yang menghabiskan liburan panjang.

Dia menganggap, liburan ke Puncak merupakan salah satu cara orang Jakarta untuk mengatasi kebosanan akibat membaca headline tentang penundaan Pemilu 2024 yang disertai dengan agenda perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.

"Lebih horor lagi ide perpanjangan, karena itu orang Jakarta yang punya uang cari ketenangan di Puncak daripada buka headline di Jakarta isinya cuma perpanjang, perpanjang, perpanjang. Horor (penundaan Pemilu 2024) yang dibuat oleh orkestrasi partai-partai politik, kendati dibesarkan oleh survei yang dibikin oleh surveyor bayaran ini," ujarnya. Rocky kemudian menyoroti sikap Megawati yang marah besar mendengar wacana penundaan Pemilu 2024.

Baca juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?

Menurutnya, Megawati merasa menderita karena konstitusi yang diperjuangkan sejak awal reformasi dirusak oleh pihak-pihak tertentu yang ingin melanggengkan kepentingan mereka.

"Saya kira yang paling berhak untuk memaki-maki mereka yang melanggar konstitusi cuma Ibu Mega tuh. Bukan dia berhak secara akademis atau secara formil, tapi karena Ibu Mega mengalami penderitaan karena pelanggaran konstitusi selama Orde Baru," katanya.

Lebih lanjut, Rocky Gerung juga menilai, Megawati tak akan berkhianat terhadap amanat konstitusi yang membatasi masa jabatan seorang presiden hingga dua periode.

"Jadi Ibu Mega, dia mengerti betul apa artinya mengkhianati konstitusi itu. Dan lepas dari segala macam kontroversi terhadap Ibu Mega, dia tegak lurus dengan konstitusi tuh," ujarnya. Dia juga menyimpulkan, emosi Megawati menyikapi isu penundaan Pemilu 2024 sudah berada di ubun-ubun.

Karena itulah, dia membenarkan pernyataan Megawati yang menyebut bahwa negara Indonesia bukan milik nenek moyang satu keluarga saja.

"Jadi kalau Mega udah bicara sekasar itu, artinya udah di ubun-ubun tuh, dan dia mungkin tinggal sebut satu nama tuh 'Emang nenek moyang lu?'. Selalu ada tokoh yang pulih batinnya, jadi batin Ibu Mega itu kan melekat dengan sejarah bangsa ini. Saya kasih hormat sedalam-dalamnya pada Ibu Mega karena ia mampu menentukan sikapnya sendiri. Padahal kalau Ibu Mega mau tinggal bisa bilang saja supaya anggota DPR bisa dapat kekuasaan tambahan 2,5 tahun," jelasnya.

Diketahui, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dikabarkan marah besar mendengar wacana dan usulan penundaan Pemilu 2024.

Baca juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim

Namun, meski kelak yang akan diuntungkan Presiden Jokowi (kader PDIP), Megawati tetap menolak mentah-mentah wacana tersebut. Menurut Megawati, penundaan Pemilu jelas melanggar konstitusi.

"Memang negara ini punya nenek moyangnya. Perpanjangan jabatan presiden itu inkonstitusional, bertentangan dengan roh reformasi, kata Megawati, Selasa (1/3/2022).

Sebelumnya, sejumlah politisi disebut mendukung wacana Pemilu 2024 ditunda, yang berarti masa jabatan Presiden Joko Widodo akan diperpanjang. Masa jabatan Jokowi sebagai Presiden akan berakhir pada 2024 dan tidak bisa memimpin kembali. Lantaran pria kelahiran Surakarta itu telah mencapai batas durasi maksimum sebagai pemimpin negara.

Namun, menjelang masa berakhirnya jabatan Jokowi, muncul pro dan kontra mengenai penundaan Pemilu 2024.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru