Optika.id, Surabaya - Fenomena yang berkembang di masyarakat sebuah pertikaian dan perceraian menjadi hal lumrah dalam rumah tangga. Data Pengadilan Agama kota Surabaya mencatat sebanyak 5.198 perceraian terjadi pada tahun 2021 paling banyak disebabkan faktor ekonomi dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Melihat fenomena tersebut, bagaimana membina rumah tangga yang baik? Bagaimana agar anggota di dalam rumah memiliki hubungan yang harmonis dan damai?
Baca juga: Ngaji Reboan: Lima Dasar Ruhiyah Sebagai Seorang Pemimpin
Dr. Mahsun Jayadi, M.Ag, dalam Forum "Ngaji Reboan" memberikan tips bagaimana menjadikan rumah laksana surga dalam pandangan Islam. Dia menjelaskan, dalam Islam dikenal Baiti Jannati (Rumahku adalah Surgaku).
"Ini merupakan mengandung makna kiasan yang artinya Menggambarkan suasana rumah yang nyaman, tenteram, damai dan penghuninya diliputi kebahagiaan. Keadaan yang jauh dari resah dan gelisah. Baiti Jannati, bisa mewakili keadaan para penghuni rumah yang dianugerahi berupa sakinah mawaddah wa rahmah," jelasnya pada acara "Ngaji Reboan" di Jalan Kapasari, tepatnya di SMK Farmasi Surabaya, Rabu (9/3/2022) malam.
Ia menambahkan, sebelum memimpikan rumah yang layaknya surga. Hal itu tidak akan lepas dari masalah rumah tangga yang akan dibina. Karena itu ia menjelaskan syarat awal membangun rumah tangga menurut ajaran Islam
Pertama , Menjadikan iman dan Islam sebagai landasan pernikahan. Iman yang kokoh akan melahirkan keyakinan yang kuat pada kemahakuasaan Allah SWT.
"Kekokohan iman akan menjadi tameng manakala keluarga dihadang kesulitan. Keluarga tersebut tidak akan gelisah apalagi putus asa karena yakin Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan (QS Ath-Thalaq ayat: 2)," urainya
Kedua: Menetapkan visi, misi dan tujuan berkeluarga sesuai ajaran Islam. Visi keluarga Muslim adalah meraih kebahagian hidup di dunia dan di akhirat, dan kelak bisa masuk surga bersama keluarga.
"Misi dan tujuan berkeluarga adalah mewujudkan kehidupan berkeluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah; melahirkan generasi saleh-salehah, penghulu orang bertakwa dan pelanjut estafet perjuangan Islam," ujar dosen di Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Baca juga: Ngaji Reboan: Mengasah Ketajaman Spiritual dalam Beragama
Ketiga: Menjalani kehidupan keluarga sesuai panduan syariat Islam.
Menempuh kehidupan rumah tangga ibarat bahtera yang sedang mengarungi samudra. Tak selamanya berlayar dalam air yang tenang. Kadang ada riak dan gelombang. Bahkan tidak jarang dihadang hujan dan badai.
"Maka para penghuni bahtera haruslah memiliki kewaspadaan yang tinggi, kekuatan fisik dan mental, sehingga bisa mengharungi samudera dengan mulus, selamat sampai tujuan," imbuhnya.
Selanjutnya, ia menambahkan 4 pilar yang dapat membuat suatu rumah menjadi damai, tenteram. Menurut sebuah Riwayat dari Umar Ibnul Khattab, menegaskan:
- Istri yang salehah,
- Anak-anak yang penurut,
- Lingkungan yang kondusif,
- Rezekinya berada di negeri sendiri.
Sedangkan menurut Riwayat lain dijelaskan :
Baca juga: Mengasah Ketajaman Spiritual (Dalam Rangka Menyehatkan Ruhaniah dan Kehalusan Jiwa)
- Wanita/ istri yang salehah,
- Tempat tinggal/ rumah yang luas,
- Tetangga yang baik,
- Kendaraan yang nyaman.
"Mengapa Istri pada kunci pertama? Karena suami sudah jelas adalah imam dalam rumah tangga, tapi sosok istri akan memaksimalkan fungsi suami. Tokoh-tokoh besar dunia pasti memiliki sosok wanita baik di belakangnya yang menjaganya. Ada Fatmawati di sisi Soekarno, ada sosok Tin Soeharto, dan banyak contoh lainnya. Artinya jangan menyepelekan keberadaan peran Istri dalam rumah tangga," tegasnya.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi