Mengasah Ketajaman Spiritual (Dalam Rangka Menyehatkan Ruhaniah dan Kehalusan Jiwa)

author optika

- Pewarta

Senin, 14 Feb 2022 04:32 WIB

Mengasah Ketajaman Spiritual (Dalam Rangka Menyehatkan Ruhaniah dan Kehalusan Jiwa)

i

Mengasah Ketajaman Spiritual (Dalam Rangka Menyehatkan Ruhaniah dan Kehalusan Jiwa)

[caption id="attachment_15527" align="alignnone" width="139"] Mahsun Djayadi[/caption]

Dengan semangat NGAJI REBOAN ini, marilah kita jadikan momentum mengasah kepekaan dan ketajaman nilai-nilai spiritual keberagamaan kita. Dengan ketajaman nilai-nilai spiritual keberagamaan kita akan mengarah menuju kelembutan hati dan jiwa kita. Kelembutan hati dan jiwa adalah salah satu nilai tinggi dari akhlaqul karimah. Berbagai bentuk Ibadah yang telah kita lakukan mengajarkan kita tentang bagaimana cara mengekang dan mengendalikan hawa nafsu, menghindari perkataan yang jorok, menyinggung perasaan dan menyakiti orang lain, juga berbagai pelatihan (Riyadhoh) agar kita membiasakan hidup disiplin dan kejujuran serta menghilangkan dari sifat kepura-puraan/ kemunafikan.

Baca Juga: Naipaul, Gusdur, dan Bagaimana Barat Memandang Islam?

Adapun sandaran teologis mengasah ketajaman spiritualitas beragama, antara lain adalah :

Firman Allah swt dalam QS Al-Jumuah: 2:

Artinya: Dia-lah (Allah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Firman Allah dalam QS Al-Baqarah: 151:

Artinya: Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu), Kami telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

Allah swt mengingatkan kita dengan firmannya :

Baca Juga: Muhammad Ibn Abdullah dan Kebangkitan Arab-Islam

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Ali Imron : 159).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam satu Riwayat juga dijelaskan :
: ,

Dari Aisyah, Radhiyallahu anha berkata. Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam segala hal, (Hadits Riwayat Bukhari no.6024).

Dalam hadits lain, juga dijelaskan,
:

Baca Juga: Charles Martel, Membendung Ekspansi Islam ke Eropa Barat

Dari Jarir bahwa Nabi saw bersabda. Barangsiapa yang terhalangi dari kelembutan, maka dia akan terhalangi dari kebaikan, (Hadits Riwayat Muslim no.2592).

Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai pribadi yang saleh dan adil. Sosoknya menjadi panutan hingga saat ini. Kata mutiara Ali bin Abi Thalib tentang kehidupan bisa memberi sedikit gambaran tentang nilai-nilai spiritualitas beliau. Ungkapan-ungkapannya tentang kehidupan memberi pelajaran bermakna bagi semua orang. Fatwa-fatwa ringkas beliau tentang kehidupan bisa dijadikan motivasi untuk menjalani hidup di dunia. Antara lain sebagai berikut :

  1. Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu. Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya.
  2. Kemarahan dimulai dengan kegilaan dan berakhir dengan penyesalan. Kesalahan terburuk kita, adalah ketertarikan kita pada kesalahan orang lain.
  3. Kejujuran adalah hal paling berharga. Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta dan rasa hormat.
  4. Kenali kebenaran, maka kamu akan tahu orang-orang yang benar. Kebenaran Tidak diukur oleh orang-orangnya, tetapi manusia diukur oleh kebenaran. Jangan pernah membuat keputusan dalam kemarahan dan jangan pernah membuat janji dalam kebahagiaan.
  5. Barangsiapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya.
  6. Jadilah orang yang dermawan tapi jangan menjadi pemboros. Jadilah orang yang hidup sederhana, tetapi jangan menjadi orang yang kikir.

---o0o---

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU