Ruhut Sitompul Tak Segera Ditangkap, Hukum Adat Papua Siap Diberlakukan!

Reporter : Seno
IMG-20220514-WA0025

Optika.id - Netizen dan publik tanah air meminta kepolisian untuk segera menangkap dan memenjarakan politisi PDI Perjuangan Ruhut Sitompul atas pelanggaran UU ITE. Yakni dengan menyebarkan meme Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggunakan Koteka, pakaian adat Suku Dani di Papua.

Merespons permintaan publik, Panglima Komandan Patriot Revolusi (Kopatrev), Petrodes Mega Keliduan sebagai pelapor atas dugaan pelanggaran UU ITE yang dilakukan oleh Ruhut Sitompul mengatakan bahwa dia dan ormas-ormas Papua akan turun ke jalan dengan memberlakukan hukum adat Papua. Jika permasalahan Ruhut tidak ditangani dengan cara yang disediakan oleh negara.

Baca juga: Pilgub DKI Jakarta 2024: Muncul Nama Anies Baswedan, Ridwan Kamil Sampai Risma

"Mengapa saya begitu geram, karena beberapa hari yang lalu saya baru saja pulang mendampingi Panglima Komando Pimpinan Tertinggi KOPATREV, Bung @arvindonoviar bicara kepada Rakyat Papua di Biak, eh @ruhutsitompul merusak kembali kebhinekaan yang kami bangkitkan," kata Petrodes seperti dikutip Optika.id dari akun Twitter-nya, Sabtu (14/5/2022).

Menurutnya sampai hari ini belum ada permintaan maaf secara terbuka yang dilakukan oleh Ruhut.

"Dengan sombong @ruhutsitompul , bahkan sampai hari ini tidak juga meminta maaf secara terbuka. Jangan main-main. Jika kami rakyat Papua menerima minta maaf anda saja, tetap ada adat yang harus dijalankan! Perlakuan rasis anda tidak akan dibela oleh siapapun, bahkan Presiden!" tegas Petrodes.

Dia coba menerangkan apa yang dilakukan Ruhut adalah bentuk ejekan.

"Anda Ini harus banyak minum air putih, agar otak anda cukup oksigen.

1. Track Record @ruhutsitompul adalah Pembully @aniesbaswedan.

2. Dia mengupload foto editan anies yang menggunakan pakaian adat papua

3. Captionnya bernilai mengolok-olok. Coba 3 point itu anda susun.

Kesimpulan: dari track record @ruhutsitompul yang selalu membully @aniesbaswedan sudah tentu twit itu dimaksudkan untuk mengejek. Dan baju kebesaran adat suku Dani Papua, dijadikan alat untuk mengejek dan bahan lelucon. Tidak pantas, defisit rasa hayat sejarah! Kurang ajar," tukasnya.

Menurut Petrodes sudah banyak yang menelepon dirinya untuk memberikan bantuan, salah satunya datang dari Roy Suryo.

"Sudah banyak yang menelpon saya dan menawarkan alat bukti tambahan, salah satunya adalah Bang @KRMTRoySuryo2 yang dengan rela menawarkan diri menjadi saksi ahli nanti, jika ada saran dan masukan atau memberikan bukti tambahkan saya ucapkan terima kasih," katanya.

"Karena potensi disintegrasi terasa begitu sistemik di Papua dan dengan ekskalasi yang meningkat. Rekan-rekan harus simak baik-baik pidato PANGKOPIMTI KOPATREV Bung @arvindonoviar. Anda juga simak @ruhutsitompul. Agar anda paham Papua. Bahkan Bung @arvindonoviar menegur keras kepada pejuang-pejuang Papua yang menjadi agen komprador binaan asing. Anda simak baik-baik @ruhutsitompul. Tidak mudah berbicara seperti Ini di Papua. Resiko Ini kami ambil agar Papua kondusif dan damai. Anda malah merusaknya!" tulisnya.

Petrodes pun tak segan turun ke jalan bersama rakyat Papua jika Ruhut tak segera ditangkap.

"Sabar bung. Jika @ruhutsitompul tidak ditindak dengan cara yang disediakan oleh negara, maka KOPATREV, ormas-ormas Papua dan adik-adik Papua se jabodetabek akan tumpah di Jakarta dan memberikan hukum adat Papua kepada beliau," katanya.

Dia menegaskan akan memastikan itu terjadi jika hukum negara tidak berlaku untuk Ruhut. Oleh sebab itu dia meminta semua pihak untuk bersabar.

"Saya pastikan itu. Maka semua pihak harus sabar," imbuhnya.

Sebelumnya, putra asli Papua itu melaporkan Ruhut Sitompul karena dinilai telah menghina adat dan budaya Papua. Ruhut dikecam karena postingannya yang dinilai rasis dan melecehkan pakaian adat Papua dengan menjadikannya candaan dalam bentuk meme.

Petrodes mengatakan, tidak boleh ada yang menghina dan melecehkan Papua, karena adat dan budaya Papua sangat sakral.

Baca juga: Ini Prediksi Pakar Soal Putusan MK pada Sengketa Hasil Pilpres 2024

Tak Ada Kaitan dengan Anies

Dia juga mengatakan, permasalahan ini tidak memiliki kaitan dengan Anies Baswedan, Presiden Joko Widodo ataupun tokoh publik lainnya, melainkan ini menyangkut harga diri rakyat Papua yang adat dan budayanya telah dilecehkan.

Kami rakyat Papua jangankan penjara, jika menyangkut harga diri dan kesakralan adat dan budaya kami, nyawa kami berikan. Tidak ada urusan dengan Anies, Jokowi dll. Ini urusan kesakralan adat kami. Terlalu Panjang sejarah rasisme yang kami dapatkan," tulisnya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa tidak akan lagi yang akan berani rasis terhadap adat maupun rakyat Papua pada umumnya. Dia tidak akan membiarkan hal-hal seperti itu terjadi ke depannya.

Tidak akan ada lagi. Saya Pangkotama Kopatrev tidak akan membiarkan," imbuhnya.

Statement Ruhut

Sebelumnya, dalam perbincangan antara Ruhut Sitompul dan pelapornya, Petrodes Mega Keliduan, memuji orang Papua. Menurut Ruhut mereka orang-orang baik dan juga meminta polisi menangkap pembuat Meme Anies yang menggunakan pakaian adat Papua.

Saya mohon ya, kawan-kawan siapapun yang membuat meme saya minta tolong polisi segera mengusutnya. Jadi Petrodes nggak usah khawatir. Salam hormat saya, saya dekat dengan Papua. Saya sering keliling ke tempat semua tempat Petrodes," kata Ruhut Sitompul dalam video yang ditayangkan oleh Kompas TV.

Ruhut mengatakan bahwa hati rakyat orang Papua itu lembut dan memiliki rasa dan jiwa NKRI yang pekat.

Rakyatnya (Papua) hatinya lembut. Saya rasa itu, rasa Indonesia NKRI. Terimakasih Petrodes," sambung Ruhut.

Baca juga: Anies Ngaku Belum Lebaran dengan Cak Imin, Jadwal Padat?

Namun, kendati demikian, Petrodes sebagai pelapor akan tetap menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan masalah rasisme terhadap rakyat Papua dan juga hinaan terhadap Anies Baswedan.

[caption id="attachment_25757" align="aligncenter" width="768"] Surat pelaporan Petrodes pada Ruhut. (Twitter Petrodes)[/caption]

Petrodes mengatakan, pakaian adat Papua tidak bisa dimain-mainkan karena sifatnya sangatlah sakral karena harus melalui sebuah proses adat. Sehingga apa yang dilakukan oleh Ruhut adalah sebuah pelecehan terhadap adat Papua.

"Apalagi ini suku Dani. Suku Dani itu Gubernur Provinsi Papua itu dari Suku Dani. Saya hanya sampaikan saja. Saya nggak tau setelah saya nanti siapa. Saya sengaja buka supaya saya mampu sampaikan kepada teman-teman yang kuliah sejabodetabek bahwa saya sedang menepuh jalur hukum," kata Antropolog dari Universitas Cenderawasih ini.

Menurutnya permintaan maaf Ruhut juga tak bisa dijawab oleh Petrodes.

"Saya tidak bisa mewakili suku Dani dan rakyat Papua untuk menerima permintaan maafnya beliau. Jadi minta maaf tidak bisa serta merta langsung minta maaf begitu saja bilang di media. karena ini berhubungan dengan adat apalagi suku Dani. Karena tradisi di sana mohon maaf ya permintaan maaf itu seperti membeli babi yang banyak lalu bikin acara. Lalu kasih makan rakyat yang datang. Itu ada adatnya," kata Petrodes dikutip Optika.id dalam channel Hersubeno Point, Sabtu (14/5/2022).

"Saya nggak bisa menerima permintaan maafnya. Pelaporan saya didukung majelis rakyat Papua, akademisi di Uncen, koordinator mahasiswa Papua se-Jawa Bali.Saya langsung lapor karena tidak mau ada bias, takut nanti demo dan lain-lain seperti kasus yang di Surabaya dulu. Makanya saya langsung lapor polisi malam harinya. Supaya langsung diproses. Karena kalau tidak bisa memicu konflik horizontal," pungkasnya.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Kamis, 12 Sep 2024 00:47 WIB
Berita Terbaru