Review Film Kuntilanak 3, Recommended Apa Tidak?

Reporter : Mei Nurkholifah
Review Film Kuntilanak 3, Recommended Apa Tidak?

Optika.id - Universe film kuntilanak adalah sebuah waralaba film horor lokal yang memiliki raihan box office yang cukup besar. Usaha untuk menghidupkan kembali sang hantu wanita lokal nan ikonik ini berlanjut di film keenam yang digarap sejak tahun 2018 dengan judul Kuntilanak 3.

Perbedaan dibanding prekuelnya, yang dikutip Optika,id pada Senin (16/5/2022), film terbaru ini mengambil karakter utama seorang anak perempuan bernama Dinda. Pemeran Dinda sendiri telah di-recast ke Nicole Rossi.

Baca juga: Jenis 3 Kelompok Tukang Kritik Film, Kamu Masuk yang Mana?

Selain itu, genrenya berubah dari supernatural horor menjadi horor fantasy.

Kuntilanak 3 sebenarnya dijadwalkan rilis tahun 2020. Namun, situasi pandemi menghalangi perilisannya, membuat Kuntilanak 3 baru berhasil nampang di layar lebar tahun ini. Adapun sutradaranya masih mempertahankan figur pembesut lima film sebelumnya, Rizal Mantovani.

Kisah Kuntilanak 3 mengambil setting tak lama setelah film prekuelnya. Usai menghentikan teror Kuntilanak (Karina Suwandi) di dunia astral pada akhir film Kuntilanak 2, bakat Dinda (Nicole Rossi) sebagai seorang cenayang muncul di kesehariannya dan mulai membahayakan dirinya maupun teman-temannya.

Awalnya, Dinda merasa nyaman belajar dan tinggal dengan teman-teman sesama cenayang seperti dirinya.

Namun dua saudara Dinda, Kresna (Andryan Bima) dan Miko (Ali Fikry), menemukan kejanggalan yang berpotensi membahayakan nyawa Dinda pada sekolah tersebut. Keduanya mulai menyusun rencana melarikan Dinda dari

Mata Hati dan Ratu Kuntilanak yang mengincar nyawanya.

Setelah pulang dari rumah orang tuanya yang diceritakan di film kedua, Dinda salah satu anak di panti asuhan yang dikelola ibu Dona merasa memiliki kekuatan tersendiri dalam tubuhnya. Dinda dapat menggerakan benda tanpa menyentuhnya. Sayangnya kekuatan Dinda tak bisa dikendaikan. Kekuatan itu cenderung membuat celaka orang-orang di sekitarnya.

Dinda jadi khawatir. Ia kemudian menemukan sekolah Mata Hati yang menampung anak-anak dengan kemampuan khusus. Ia pun akhirnya bersekolah di sana, berteman dengan anak-anak yang memiliki kemampuan supranatural lainnya.

Sayangya, Dinda tidak mengira bahwa istri pemilik sekolah ternyata adalah seseorang yang bersekutu dengan Kuntilanak supaya dapat hidup abadi. Dia menyerap sukma dari anak-anak untuk menyambung hidupnya selama satu tahun. Dinda yang ternyata keturunan Mangkujiwo adalah sosok yang dicari karena sukmanya dapat membuat sang pemilik sekolah dapat hidup hingga delapan puluh tahun.

Namun, ketika kamu menontonnya dari awal, maka kekuatan supranatural Dinda adalah jembatan keberhasilan cerita yang dibangun dalam Kuntilanak 3.

Adegan-adegan fantasi makin menggila ketika Dinda berada di sekolah Mata Hati. Bak film superhero, teman dan gurunya punya kemampuan hebat dan silih berganti menunjukan kehebatannya. Ada yang bisa teleportasi, baca pikiran, hingga mengendalikan api.

Baca juga: Kritik Film Tak Sekadar Jadi Penghakiman Baik dan Buruk

Belakangan, memang sensasi horornya jadi agak berkurang. Adegan jumpscare pun dibuat dekat dengan bagian tengah film. Di samping itu, kamu akan dimanjakan dengan adegan adu ilmu antara Dinda dan Kuntilanak.

Mengubah genre film Kuntilanak dari supernatural horor ke horor fantasy dengan ensemble anak-anak bisa dibilang langkah cerdik MVP Pictures. Meski gelagatnya sudah terlihat sejak film Kuntilanak (2018) dan Kuntilanak 2 (2019) yang memakai karakter anak-anak sebagai sentral cerita, kini semakin ditegaskan pada Kuntilanak 3.

Hasilnya adalah film Kuntilanak yang terasa berbeda.

Tidak ada lagi keseraman yang akan menakuti penonton dewasa pada film ini. Hal itu digantikan parade visual efek CGI yang menekankan kekuatan cenayang para karakternya plus tampilan sang ratu kuntilanak yang melayang-layang penuh teror layaknya Dementor di saga Harry Potter.

Dengan segala keunggulan teknisnya, tidak berlebihan mengatakan bahwa jualan utama film ini parade kemampuan audio visualnya.

Tertunda selama 3 tahun membuat Rizal cs memiliki cukup waktu memoles visual efek agar enak dilihat dan sound agar enak didengar. Tata artistik pun tidak ketinggalan dipoles, membuat set sekolah Mata Hari begitu menacing dan seperti keluar dari halaman-halaman novel fantasi.

Baca juga: “Ledakan” yang Tidak Dijabarkan dalam Film Oppenheimer

Memang, dari sisi budget, film Kuntilanak 3 jauh dari budget film-film hollywood serupa. Namun, dengan budget "seadanya", Kuntilanak 3 sudah tampil apik sebagai horor fantasy.

Akhir kata, film Kuntilanak 3 menjadi alternatif tontonan keluarga yang cocok ditonton di libur lebaran kali ini.

Bukan sebuah horor yang menyeramkan, tetapi menjelma menjadi horor fantasi petualangan yang pas ditonton oleh anak-anak dan seluruh anggota keluarga.

Dengan kelucuan yang dipertontonkan oleh Ciara Brosnan dan Ali Fikry, serta parade efek visual yang memanjakan mata, Kuntilanak 3 akan menjadi tontonan yang menyenangkan.

Reporter: Mei Nurkholifah
Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru