“Ledakan” yang Tidak Dijabarkan dalam Film Oppenheimer

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Kamis, 27 Jul 2023 16:10 WIB

“Ledakan” yang Tidak Dijabarkan dalam Film Oppenheimer

Optika.id - Saat ini publik tengah menikmati hypenya film Oppenheimer karya dari Christopher Nolan. Film tersebut boleh jadi film biopic yang menceritakan secara umum kisah hidup tentang J. Robert Oppenheimer. Seorang ilmuwan yang mengarahkan program AS untuk menciptakan bom atom pertama di dunia.

Baca Juga: Mengenal Zionisme dan Hubungan Erat dengan Israel

Di luar dari kisah hidup Oppenheimer, harusnya kita mawas dengan esensi pemahaman mengenai sejarah bom atom yang bisa menguatkan fakta lebih luas dari apa yang kita tonton. Terkait hal tersebut, Optika.id merangkum tiga rincian seperti yang dilansir dari Popsci, Kamis (27/7/2023) mengenai bom atom, perkembangan dan dampaknya yang tidak tertangkap pada film besutan Nolan tadi.

Bom Atom Dulu Tidak Ada Apa-Apanya

Reaksi fisi merupakan inti dari bom atom dalam bentuk apapun. Dalam proses ini, massa isotop radioaktif seperti Plutonium 239 dan Uranium-235 dikompresi dengan kecepatan tinggi yang bisa memecah ikatan atom dalam isotop, kemudian mengirim neutron keluar dengan kekuatan yang luar biasa.

Pada 16 Juli 1945, bom atom pertama yang diberi nama Gadget diujikan. Hasilnya, ledakan yang ditimbulkan oleh Gadget setara dengan 20 kiloton atau 20.000 ton TNT.

Sedangkan bom Little Boy yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada 6 Agustus 1945 memiliki daya ledak yang lebih rendah daripada Gadget yakni 15 kiloton sementara bom yang dijatuhkan di Nagasaki daya ledaknya sebanyak 20 kiloton.

Dengan besarnya dua daya ledak bom yang dijatuhkan di Jepang tadi, perkiraan kematian di Hiroshima yakni 140.000 dan Nagasaki sebanyak 70.000. namun, angka itu belum termasuk puluhan ribu orang yang terluka sebagai akibat dari bom dan tidak langsung terbunuh.

Beralih ke generasi selanjutnya yakni bom nuklir. AS pernah meledakkan termonuklir yang memiliki daya ledak sebanyak 15 megaton sedangkan termonuklir Uni Soviet menghasilkan daya ledak yang fantastis yakni 50 megaton.

Untuk saat itu, bom nuklir yang berada di gudang senjata AS berkisar dari 0,3 kiloton hingga 1,2 megaton yang membuat dampak dari ledakan di Jepang bukanlah apa-apa.

Usaha Besar yang Kompleks

Baca Juga: Konflik Palestina dan Israel Kembali Pecah, Apa yang Bisa Dilakukan Indonesia?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pusat cerita Oppenheimer berada di Los Alamos yang merupakan satu simpul lokasi di sistem yang lebih luas dan dibangun dengan tujuan merancang dan membuat bom atom.

Sementara itu, beberapa bagian pengerjaan bom atom dilakukan di laboratorium universitas. Kemudian, bagian lain seperti pengayaan uranium dan produksi plutonium harus dilakukan di tempat lain. Untuk hal tersebut, dipilih Kota Oak Ridge Tennessee yang dibuat untuk memfasilitas pengayaan isotop Uranium-235 dari Uranium-238 alami yang diperoleh dari kota itu.

Sementara itu, di Handford Engineer Works di sebuah negara bagian Washington, angkatan darat menugaskan reactor untuk memproduksi plutonium bakal bom atom. Hal tersebut membuat kerusakan lingkungan sebagai akibat dari pekerjaan di Hanford. Meskipun kerusakan lingkungan dan investigasinya ditemukan pada tahun 1949, namun pihak-pihak yang berkepentingan tidak mengungkapkannya ke publik dan memilih menutup rapat masalah tersebut.

Uranium perlu diekstraksi dari tanah sebelum bisa disempurnakan. Sementara itu, ada beberapa uranium di timbunan di luar tambang lantaran sebelum perang, unsur tersebut tidak terlalu dicari dibandingkan dengan radium yang dihasilkan dari uranium yang membusuk.

Baca Juga: Seberapa Serius Pemerintah Tangani Korban HAM 1965?

Tak hanya di negara bagian Washington tadi, uranium juga ditambang dari daerah-daerah di sekitar tempat tinggal Suku Navajo di AS. Dampaknya, kesehatan para penambang beserta keluarga mereka terancam. Sayangnya, sebagian besar fakta tersebut dirahasiakan dari publik dan akhirnya tumpah dalam bencana pada akhir 1970-an di New Mexico.

Motivasi Penciptaan Bom Atom adalah Ketakutan

Motivasi dari penciptaan bom AS adalah ketakutan bahwa penelitian bom atom yang diinisiasi oleh Nazi Jerman sudah berkembang cukup jauh. Pada akhirnya, keputusan Jerman yang tidak mengarah pada apapun seperti upaya produksi bom yang produktif, dan Los Alamos yang hampir menyelesaikan misi bom atom pertamanya, Gadget, Jerman terlanjur menyerah.

Bom atom pertama AS ini bahkan diuji antara waktu Jerman menyerah disusul Jepang yang menyerah tanpa syarat. Salah satu narasi populer pascaperang menyatakan bahwa Presiden Harry Truman lebih memilih untuk menjatuhkan bom daripada meluncurkan invasi besar-besaran dengan pasukan AS.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU