Optika.id, Surabaya - Publik saat ini ramai membicarakan tentang kenaikan harga tiket ke Candi Borobudur. Namun, diklaim kenaikan itu sengaja untuk menjaga kelestarian dan sebagai bagian konservasi di tempat sakral itu.
Hal tersebut juga diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebut kenaikan harga tiket tersebut bertujuan untuk membatasi upaya untuk menjaga Borobudur agar tetap lestari. Pihaknya juga telah menyiapkan tempat lain. Pemerintah juga berpikir untuk menyiapkan destinasi pengganti di sekitar candi.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno: Sektor Penerbitan dan Literasi Harus Diperkuat
Sebagai sarana pendukung opsi yang dapat dipilih adalah konsep desa wisata, wisata budaya atau museum, kata Menteri Sandi saat berkunjung ke Banyuwangi, Selasa (7/6/2022).
Ada beberapa konsep yang nantinya bakal digarap. Termasuk menyajikan tampilan berbeda di setiap destinasi itu.
Museum yang bisa ditampilkan secara 3D, augmented reality, atau relief virtual reality relief karena Borobudur ini menunjukkan kearifan leluhur kita, ucapnya.
Baca juga: Kasus Meme Candi Borobudur, Polisi sita Akun Twitter Roy Suryo
Sandi mengatakan saat ini Borobudur tengah ditutup karena pemerintah ingin fokus melakukan restorasi. Bangunan candi banyak yang sudah aus dan rapuh.
Mengenai masukan dari tokoh agama dan masyarakat, pengamat, pengamat wisatawan kami terima dan jangan khawatir atau langsung ribut. Dan ini akan kami lakukan kajian lintas kementerian. Saya pastikan tiket masuk ke Borobudur tidak berubah, hanya yang menjadi pembahasan adalah daya dukung candi untuk menjaga agar tetap lestari, tandasnya.
Seperti yang diketahui, pemerintah resmi menaikan harga tiket ke Candi Borobudur Rp750 ribu. Namun tiket itu khusus untuk masuk ke inti bangunan Borobudur. Sementara harga tiket masuk ke pelataran candi masih tetap Rp50 ribu.
Baca juga: Unggah Meme Stupa Candi Mirip Jokowi, Roy Suryo Resmi Dipolisikan
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi