Optika.id. Surabaya. Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Provinsi Jawa Timur, hadir untuk melihat pelaksanaan vaksin model drive thru (DT) di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya). Khofifah hadir pukul 10.00 WIB, Rabu (15/09/2021) di halaman UM Surabaya dan menyaksikan sendiri pola vaksin DT.
"Yang dilakukan UMSurabaya ini bisa menjadi contoh komunitas lain. Pemprov akan selalu mendukung model inovasi tersebut, kata Khofifah saat memberi keterangan pers di halaman kampus UMSurabaya. Pentahelix approach antara pemerintah dan kampus sangat penting. Peran dari kampus menjadi sangat penting untuk percepatan agar Covid-19 melandai. Data terbaru menyebutkan bahwa di Jawa Timur Positif rate di angka 1,85" urainya lebih lanjut di depan para wartawan,Rabu (15/09/2021).
Baca juga: UMKM Jadi Andalan Program Prioritas Khofifah-Emil untuk Periode 2024-2029
Lebih lanjut Khofifah menyatakan apresiasi pada model yang digagas UM Surabaya. Menurut Ketua IKA Airlangga itu, vaksinasi komunitas berbasis drive thru ini bisa dijadikan role model oleh komunitas lain dengan memanfaatkan transformasi digital. Segala macam keperluan administratif vaksinasi ditopang dengan teknologi sehingga lebih cepat, tidak berkerumun dan efesien, keterangan mantan Menteri Sosial Republik Indonesia ini.
UMSurabaya mulai 15-26 September 2021 menyelenggarakan vaksin DT gelombang pertama di kampusnya, jalan Raya Sutorejo No 59, Dukuh Sutorejo, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Model vaksin DT cukup menarik karena pasien bisa divaksin di dalam mobil dan atau di atas motor. Vaksin cepat, efisien, dan tidak ada gerombolan. Pasien datang, divaksin, dan selesai. Mengalir cepat.
Masuk Kampus, Wajib Vaksin
Dr.dr Sukadiono, MM Rektor UMSurabaya dalam keterangan persnya menyatakan bahwa kegiatan vaksinasi ini merupakan komitmen kampus membantu upaya pemerintah dalam percepatan program cakupan vaksinasi sehingga kekebalan komunitas segera tercapai.
"Secara institusi, kami telah mewajibkan semua civitas kampus untuk vaksin. Karena setiap orang yang masuk kampus, wajib menunjukkan kartu vaksin mereka" ujarnya.
Baca juga: Aven Januar: Terbukti, Program Pengentasan Kemiskinan Khofifah Berjalan Efektif
Sukadiono menambahkan bahwa target vaksinasi pada tahap pertama yang dilaksanakan pada 15-26 September sebanyak 2000 dosis jenis vaksin AstraZeneca. Sedangkan tahap kedua yang dilaksanakan tanggal 20-24 September targetnya sebanyak 5.000 dosis dengan jenis vaksin Sinovac, urainya lebih lanjut.
Manajemen Resiko Terukur
Yuanita Wulandari ketua pelaksana acara vaksinasi massal menjelaskan secara detail bahwa proses vaksinasi yang dilakukan hari ini dan beberapa hari kedepan disiapkan dengan analis resiko dan protokol kesehatan yang detal dan ketat.
"Sebisa mungkin pelaksanaan vaksinasi menerapkan managemen resiko yang terukur dan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga tidak ada kluster Covid-19 vaksinasi atau resiko berbahaya lain" ujar Yuanita
Baca juga: Kata Para Ahli Soal Peluang Khofifah, Risma dan Luluk di Pilgub Jatim
Yuanita juga menambahkan bahwa peserta vaksinasi harus mendaftar di e vaksin yang tersedia di website, isi biodata dan mengisi skrining online, mendownload persetujuan vaksin, dan peserta diwajibkan mendaftarkan diri di aplikasi peduli lindungi. Peserta yang sudah terdaftar akan mendapatkan barcode.
"Jadi, di lapangan petugas hanya mengecek kelengkapan pendaftaran peserta dengan cara cek barcode peserta. Lalu dilakukan pemeriksaan suhu dan tekanan darah, jika sudah memenuhi maka vaksin dapat berikan. Proses ini cepat tidak perlu antri sehingga meminimalisir kerumunan," ujarnya.
(Aribowo)
Editor : Pahlevi