Optika.id - Hasil survei Calon Presiden (capres) 2024 yang dilakukan Parameter Politik Indonesia (PPI) menempatkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menempati posisi puncak dengan elektabilitas terbuka sebagai capres, jika pemilihan presiden digelar hari ini. Disusul Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Ganjar Pranowo mendapat keterpilihan 25,4 persen. Prabowo Subianto dengan keterpilihan 19 persen, Anies Baswedan 17,8 persen, dan Ridwan Kamil 7,9 persen, kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, saat memaparkan hasil surveinya bertema Hasil Survei Opini Publik Peta Politik Terkini Pilpres 2024 yang dirilis Rabu (13/7/2022) secara daring.
Baca juga: Anies dan Ganjar akan Hadir dalam Pelantikan Prabowo-Gibran Minggu Besok
Begitupun dalam survei elektabilitas tertutup untuk 14 dan 10 nama calon presiden. Nama Ganjar masih menempati urutan teratas dengan 26,8 persen dan 27,9 persen.
Di bawah Ganjar ada nama Prabowo Subianto dengan 21,4 persen dan 22,7 persen, Anies Baswedan dengan 17,8 persen dan 18 persen.
Bahkan, sekalipun nama-nama capres kembali dikerucutkan menjadi hanya 3 nama, Ganjar Pranowo tetap unggul dengan 32,2 persen dari Prabowo Subianto, disusul Anies Baswedan.
"Ganjar Pranowo sementara ini mendapat dukungan tertinggi pada skenario elektabilitas terbuka, 14 nama, 10 nama, 7 nama, 5 nama, dan 3 nama," jelas pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Parameter Politik Indonesia juga melakukan survei dengan mensimulasi pasangan calon presiden-calon wakil presiden pada Pilpres 2024 mendatang. Ada tiga pasangan yang disimulasikan yang dipilih oleh responden.
Tiga kandidat tersebut yakni Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno, Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Airlangga Hartarto-Ridwan Kamil (RK). Dari simulasi tersebut, pasangan Ganjar-Sandiaga berhasil unggul dan mengalahkan kedua pasangan kandidat lainnya. Ganjar-Sandiaga memperoleh elektabilitas sebesar 31,6 persen.
"Kalau dalam simulasi survei ini, pasangan Ganjar dan Sandi memiliki elektabilitas yang relatif agak kuat di 31,6 persen," ujarnya.
Sedangkan untuk Anies-AHY dengan perolehan suara 30,5 persen, kemudian di posisi ketiga Airlangga-Ridwan Kamil dengan angka elektabilitas 12,9 persen.
Adi menilai, pasangan Anies-AHY yang berasal dari non koalisi pemerintah cukup kompetitif dengan elektabilitas suara yang diperolehnya.
"Kalau dalam simulasi tiga nama ya relatif ya agak sedikit kuat gitu ya. Mereka mendapatkan angka kurang lebih 30,5 persen. Itu menurut saya cukup kompetitif. Di saat yang sama, kita juga melihat bagaimana Airlangga Hartarto bersama Ridwan Kamil yang membuat kita menanti 2024," jelas Adi.
Lebih jauh, Adi juga menyoroti tingginya angka undecided (pemilih yang belum memiliki pilihan) sebesar 25,0 persen. Ia menduga, angka undecided itu merupakan pemilih dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Saya menduga, undecided ini adalah mereka yang satu itu pemilihnya Prabowo Subianto," ungkapnya.
Diketahui, survei ini menggunakan metode simple random sampling lewat kuesioner yang melibatkan 1.200 responden.
Rentang umur responden adalah minimal mereka yang berusia 17 tahun atau sudah menikah.
Adapun pengumpulan data dilakukan dalam periode 15-29 Juni 2022. Tingkat kepercayaan survei mencapai 95 persen dan margin of error sebesar 2,9 persen.
Survei dilakukan pada 15-29 Juni 2022, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,9 persen.
Baca juga: Pengamat Sebut Mundurnya Airlangga Karena Kasus Hukum Sudah By Design
Belum Ada Nama yang Absolut Unggul
Sementara itu, Direktur riset Indonesia Presidential Studies Arman Salam mengatakan, secara statistik sebenarnya dari tiga nama figur tersebut belum ada nama yang absolut unggul. Karena selisih angka elektabilitasnya berdasarkan hasil survei masih dalam jangkauan margin of error.
Arman menganalisa, dari jumlah massa mengambang masih sangat tinggi bahkan kalau diurut paling tinggi sehingga bisa dikatakan siapapun masih bisa menang dalam pertarungan Pilpres.
"Semuanya belum mengantongi tiket pencalonan dari partai pengusung bahkan Ganjar dan Anies laksana pilot yang tak punya pesawat, sama sekali tidak memiliki remot kontrol partai atau mengendalikan partai," katanya, Rabu (13/7/2022).
Arman menganalisa harapan mereka yang tempatkan diri elektabilitasna tertinggi, hanya pada belas kasih poros partai yang terbentuk untuk mengusung dirinya.
Sementara untuk figur Ganjar Pranowo, tambah Arman, yang dianggap lebih unggul dari calon yang lain sangat dilematis. Serba salah langkah politiknya tersendat.
"Mau gas pol pasti dipriwit oleh partainya, mau menunggu restu yang empunya partai tetapi juga belum jelas kepastiannya," tukasnya.
Ganjar Disarankan Pindah Parpol
Selain itu, pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamiludin Ritonga mengatakan, meskipun ektabilitasnya di survei selalu tertinggi, Ganjar Pranowo disarankan segera angkat kaki untuk mencari kendaraan partai politik (parpol) lain jika memang berambisi menjadi capres di tahun 2024 mendatang.
Baca juga: Pengamat: Anies Bisa Jadi Kutukan Petahana di Pilgub DKI Jakarta
Jamiludin mengatakan harapan Ganjar berat karena PDIP tampaknya akan mengusung Puan Maharani sebagai Capres.
"Indikasi itu semakin terlihat dengan adanya perintah Megawati Soekarnoputri kepada Puan Maharani melakukan safari politik baik ke akar rumput maupun ke partai politik lainnya," katanya.
Lebih lanjut, Jamiludin membaca, dengan menggunakan partai politik lainnya peluang Ganjar diusung menjadi capres lebih besar.
"Salah satu kendaraan politik yang memungkin jadi tempat berlabuh adalah partai-partai yang tergabung di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Ganjar tinggal meyakinkan partai lain atau KIB bahwa elektabilitasnya yang tinggi memang riil, bukan katrolan lembaga survei," pungkasnya.
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi