Optika.id, Surabaya - Perwakilan Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Jawa Timur melakukan audensi dengan Komisi B DPRD Jatim dalam rangka wadul sekaligus dan meminta fasilitasi agar regulasi ekspor-impor tanaman hias anggrek dipermudah supaya potensi budidaya anggrek di Jawa Timur bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.
Potensi anggrek di Jawa Timur itu luar biasa karena ada puluhan juta tanaman anggrek yang dibudidayakan oleh masyarakat di seluruh Jawa Timur. Sayangnya, produk anggrek di Jawa Timur terkendala regulasi sehingga sulit keluar (ekspor), kata Gus Yasin ketua PAI Jatim, Selasa (9/8/2022).
Baca juga: Kunjungi Jatim, Jokowi Resmikan Flyover Djuanda dan RS Kemenkes Surabaya
Kendala regulasi itu semakin terasa lantaran pembudidaya anggrek di Jatim bukan korpoasi (perusahaan) yang memiliki lahan luas dan punya pengalaman ekspor-import.
Apalagi PAI Jatim dalam waktu dekat PAI Jatim akan menggelar pameran internasional anggrek mulai 24 Agustus hingga 2 September 2022 di Batu dengan nama Ejoss.
Kami ingin tamu-tamu luar negeri yang kita undang terlayani dengan baik. Kemudian kalau mereka membeli barang juga bisa membawa dengan mudah. Sebab regulasinya terlalu ribet khususnya di balai karantina. Karena itu kami minta difasilitasi, harap pengasuh Ponpes Kanzunnajah Batu ini.
Selain anggota Komisi B DPRD Jatim, nampak pula hadir dalam audensi dengan PAI Jatim yaitu perwakilan Dinas Pertanian Jatim, Balai Karantina, Bea Cukai Jatim untuk memberikan masukan dan fasilitasi yang diharapkan.
Masalah yang dialami petani anggrek di Jatim itu masalah in-out (import-eksport) karena regulasinya ribet. Paling tidak mereka diberikan kemudahan dalam penyelenggaraan pameran internasional anggrek sehingga bisa sukses, kata Hikmah Bafaqih anggota DPRD Jatim dari Dapil Malang Raya.
Baca juga: Ribuan Mahasiswa dari Berbagai Universitas dan Organisasi Serbu DPRD Jatim!
Menurutnya, PAI Jatim juga sudah bertemu dengan wakil ketua Komisi IV DPR RI untuk mengkoordinasikan beberapa hal terkait kemudahan regulasi ekspor-import anggrek asal petani Jatim.
Kita berharap ada solusi jangka pendek (short time) untuk kelancaran pameran internasional. Dan solusi jangka panjang (long time) berupa tata kelola dan tata niaga eksport-import bisa dipermudah agar potensi ekspor anggrek Jatim bisa semakin terbuka, terang Hikmah Bafaqih.
DPRD Jatim juga berharap komoditas anggrek Jatim bisa bisa menjadi penopang sendi ketahanan pangan masyarakat karena potensinya sangat besar.
Kendalanya itu hanya kurang terkelola dengan baik akibat regulasi yang ada. Makanya kami berharap petani anggrek dipermudah untuk ekspor supaya kesejahteraan mereka meningkat, pungkas Hikmah.
Baca juga: Peringatan Darurat: Mahasiswa Lakukan Aksi Demonstrasi di Depan DPRD Jatim
Reporter: Denny Setiawan
Editor Pahlevi
Editor : Pahlevi