Optika.id - Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur lewat Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik, Ali Mustain menolak tegas rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti Pertalite dan solar. Mereka melihat kenaikan itu akan memberatkan masyarakat.
Ta`in, sapaan akrabnya mengatakan, menunjukkan bahwa wacana tersebut justru memperparah kemiskinan di Indonesia. Ia bahkan mengatakan tidak mungkin memisahkan keberadaan mafia migas. Lebih lanjut, berdasarkan kacamatanya, penerimaan migas di Indonesia mengalami surplus.
Baca juga: Presiden Ingkari Ucapannya Sendiri, Pengamat: Seharusnya PP 17/2022 Soal IKN Tak Dikeluarkan!
Pemerintah indonesia terkesan tegesa-gesa dan tidak berpihak kepada rakyat indonesia dengan berencana menaikan harga Bahan bakar minyak bersubsidi yakni pertalite dan dan solar dengan dalih harga BBM subsidi yang saat ini sudah membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Rp 502 triliun, kata Tain pada Optika.id, Senin (22/8/2022).
Sebelumnya, wacana kenaikan harga BBM disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan. Hal ini senada dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menilai subsidi BBM membebani APBN yang sudah menghabiskan Rp 500 triliun.
Selain itu, Ta`in meyakini bahwa wacana bullish Pertalite dan Solar terkait erat dengan permainan politik pasar global, serta peran lembaga keuangan internasional. Alasan penghematan anggaran negara dinilai tidak tepat. Dia kemudian menyarankan pemerintah pusat untuk mempertimbangkan kembali rencananya menaikkan harga BBM bersubsidi. Apalagi saat ini situasi ekonomi masyarakat saat ini belum sepenuhnya siap dengan kebijakan tersebut.
"Perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19 dan harga bahan pangan yang bergejolak. Jangan sampai rakyat Indonesia semakin menderita akibat rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, tambahnya.
Sebelumnya, semangat untuk membangunkan kesadaran kader IMM se-Indonesia diutarakan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Abdul Musawir Yahya lewat seruan Kita diam, kita zhalim. Oleh karena itu, ia langsung mengarahkan kader IMM se-Jawa Timur bergerak mengawal kepentingan rakyat dan menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
Baca juga: DPD IMM Jawa Timur Siap Kawal UU TPKS
Segera menghentikan pembahasan kebijakan pengurangan subsidi BBM dan mengkaji ulang rencana menaikkan harga BBM serta Pemerintah perlu mengkaji ulang sistem pengawasan dan memperketat distribusi BBM agar lebih tepat sasaran, kata Tain.
Di saat perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19 dan permasalahan harga bahan pokok yang belum stabil. Ia meminta pemerintah mengambil tindakan drastis untuk memperbaiki defisit anggaran negara, dengan tidak menghilangkan dan merampas hak-hak rakyat.
Oleh karena itu IMM Jawa Timur mengecam keras atas kenaikan harga BBM yang tidak berpihak kepada masyarakat menengah ke bawah, dan menuntut pemerintah untuk mengkaji ulang atas wacana kenaikan harga BBM. Hanya orang zhalim yang melihat rencana ini lalu diam saja, dan IMM jawa timur akan selalu hadir di tengah problem kerakyatan," pungkasnya.
Baca juga: Reog Ponorogo Milik Indonesia, IMM Jatim Tekankan Pentingnya Jaga Warisan Kebudayaan Asli Daerah
Reporter: Pahlevi
Editor: Aribowo
Editor : Pahlevi