[caption id="attachment_15157" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah[/caption]
Optika.id - Suhu politik di Amerika Serikat hari-hari ini meningkat, perdebatan tentang isu-isu penting mengemuka di publik; maklum negeri Paman Sam ini pada tanggal 8 November 2022 menyelengarakan Midterm Elections atau Pemilihan Tengah Semester atau Paruh Waktu sebelum adanya pemilihan presiden. Midterm Elections ini sangat berdampak bagi rakyat karena akan menentukan kehidupan bangsa Amerika Serikat beberapa tahun kedepan.
Baca juga: Donald Trump Deklarasikan Kemenangannya dalam Pilpres AS 2024
Pada Pemilihan Tengah Semester ini 250 juta rakyat AS yang memiliki hak pilih akan memilih anggota DPR yang berjumlah 435 kursi dan 35 kursi Senat dari 100 anggota Senat dan gubernur di negara-negara bagian untuk masa jabatan dua tahun, lewat pos atau memilih di tempat pemilihan.
Salah satu tanda tanya terbesar dari pemilihan ini: Akankah Biden memiliki Kongres yang dikendalikan partai Demokrat untuk sisa masa jabatan pertamanya? Atau akankah Partai Republik mengambil satu atau kedua kamar Kongres, yang akan memberdayakan mereka untuk memblokir agenda Biden?
Faktanya, salah satu tren paling pasti dalam politik Amerika adalah bahwa partai yang memegang Gedung Putih kehilangan kursi dalam pemilihan paruh waktu. Menurut rata-rata jajak pendapat FiveThirtyEight, presiden Biden reputasi nya menurun - sekitar 54 persen orang Amerika tidak setuju dengan pekerjaan yang dia lakukan. Secara historis, ketidakpopuleran seorang presiden telah diterjemahkan ke dalam puluhan kursi yang hilang di DPR dalam pemilihan paruh waktu.
Partai Republik bisa memenangkan pemilihan Paruh Waktu ini dan mengisyaratkan niat partai untuk secara aktif antagonis terhadap agenda Biden dan Partai Demokrat jika mereka memenangkan mayoritas. Mereka telah mengancam akan membalas terhadap Demokrat karena menyelidiki serangan 6 Januari 2021 di Capitol AS atau mengecam anggota Kongres dari Partai Republik yang kontroversial; mereka juga mengancam akan menarik Biden ke dalam penyelidikan, termasuk terhadap putra Biden, Hunter atas tuduhan korupsi.
Baca juga: Mementingkan Keluarga Dalam Politik = Nepotisme
Saat ini dunia sedang menyaksikan perang antara Rusia dan Ukraina dan tidak ada tanda-tanda berhenti meskipun ribuan jiwa sudah melayang karena pihak Amerika Serikat (dan NATO) terus mengirim senjata canggih ke Ukraina senilai milyaran dolar. Bagi Amerika Serikat yang penting adalah mencegah Rusia menjadi negara yang dominan di dunia mengambil alih peran AS selama ini.
Tapi upaya Amerika Serikat untuk tetap mendominasi dunia itu tidak tercermin pada keinginan rakyat AS sendiri, mereka tidak tertarik pada perang yang sedang berlangsung itu dan bahkan mengkritik pemerintahan presiden Biden yang mengeluarkan milyaran dolar uang dari pembayar pajak untuk Ukraina tapi mengabaikan kepentingan rakyat nya sendiri.
Baca juga: Kelompok Cipayung, UGM Di Pilpres 2024
Karena itu dalam berbagai survei menunjukkan bahwa isu yang paling penting bagi pemilih pemilihan Paruh Waktu itu adalah soal ekonomi utamanya meningkatnya angka inflasi dan harga-harga kebutuhan dasar, masalah aborsi, masalah kriminal, isu-isu pendidikan, isu-isu lapangan kerja dan sebagainya.
Ternyata bagi rakyat Amerika Serikat soal perang bukanlah prioritas mereka, namun soal kebutuhan perut menjadi prioritas utama mereka.
Editor : Pahlevi