Kontroversi Terapi Ikan Dalam Perawatan Kecantikan

Reporter : Uswatun Hasanah
fish-therapy-n-696x446.width-1000

Optika.id - Saat ini, industri kecantikan semakin berinovasi dan menawarkan banyak perawatan yang tidak hanya simple, tetapi juga unik. Salah satunya yakni terapi ikan yang mulai populer sejak beberapa tahun belakangan ini.

Adapun pada prakteknya, terapi ikan ini dilakukan dengan merendam kaki ke dalam baskom atau kolam yang berisi ikan. Bukan sembarang ikan, namun ikan garra rufa. Terapi ini bertujuan untuk melembutkan kulit dengan membiarkan ikan-ikan tersebut memakan kulit mati di kaki manusia.

Baca juga: Potong Rambut Usai Patah Hati, Ungkapan Kesedihan atau Simbol Perlawanan?

Terapi ini populer beberapa tahun ke belakang karena memberikan hasil yang instan, murah dan tanpa rasa sakit sebab gigitan ikan garra rufa hanya terasa menggelitik saja di kulit.

Kendati masuk dalam perawatan yang paling populer, akan tetapi di banyak negara bagian Amerika Serikat, Eropa hingga Meksiko melarang keras terapi ini karena alasan risiko kesehatan serta kekejaman terhadap hewan.

Mengutip dari Cleveland Clinic, Rabu (9/11/2022), terapi ikan ini sangat mungkin menyebabkan penularan infeksi dan penyakit. Ini karena banyak penyedia layanan terapi ikan untuk alasan biaya operasional, mereka menggunakan ikan yang sama untuk melayani pelanggan yang berbeda.

Di satu sisi, jumlah ikan garra rufa yang banyak dan berada dalam satu kolam menimbulkan banyak kotoran dalam kolam area terapi, sementara tidak ada cara yang efektif untuk mendesinfeksi atau mensterilkan area kolam tersebut. Sehingga sangat mungkin menjadi tempat berkumpulnya banyak bakteri.

Dampak yang ditimbulkan dari kondisi tersebut yakni timbulnya penyakit yang ditularkan lewat kolam yakni jamur kuku, kemudian bakteri Streptococcus Agalactaie yang menyebabkan pneumonia, radang tulang dan sendi, serta infeksi aliran darah. Bahkan luka kecil di kaki pun dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi pengguna kolam berikutnya.

Kemudian, melansir dari Healthline, Rabu (9/11/2022) terapi ini juga dapat memicu trauma kuku yang mana gigitan ikan bisa menyebabkan kuku menghitam sekaligus menimbulkan trauma yang menghentikan produksi lempeng kuku pada beberapa kuku kaki manusia sehingga kuku tidak bisa tumbuh lagi.

Baca juga: Peneliti Ungkap Hewan Berperilaku Homoseksual Demi Hindari Konflik

Terapi ini juga digolongkan sebagai kegiatan menyiksa hewan. Organisasi hak-hak hewan People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menjelaskan jika terapi yang menggunakan ikan ini pada awalnya mulai populer di Timur Tengah, ikan garra rufa pun merupakan ikan yang berasal dari negara tersebut.

Sementara itu, karena kepopulerannya terapi ini kemudian menyebar hingga ke seluruh dunia. Maka dari itu terapi ikan di negara lain dilakukan dengan mengimpor ikan garra rufa yang dalam perjalanannya, banyak ikan yang tidak mampu bertahan lalu mati sebelum sampai tujuan.

Sejatinya, ikan garra rufa tidak memakan kulit manusia sebab itu bukan makanan utama mereka. Akan tetapi, dalam proses terapi, ikan-ikan tersebut dibiarkan kelaparan begitu saja dalam waktu yang lama sehingga akan terpaksa memakan kulit mati dari kaki manusia.

Alasan-alasan inilah yang membuat terapi ikan ini menjadi kontroversi. Banyak ahli kesehatan kulit yang tidak menyarankan terapi ini hanya untuk melembutkan kaki.

Baca juga: Gaya Hidup Sehat dengan Skincare yang Tepat

Jika berencana untuk melembutkan kaki banyak cara yang lebih sederhana untuk dilakukan, misalnya dengan menggosok kaki dengan scrub, batu apung, dan menggunakan masker khusus kaki.

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru