Jokowi Disebut Narsis Usai Sesumbar Kemenangan Pemilu

Reporter : Uswatun Hasanah
Prabowo-Jokowi

Optika.id - Pengamat Politik Universitas Paramadina Jakarta, Ahmad Khoirul Umam menyebut jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengidap narsistik sebab memamerkan hasil kemenangannya pada Pemilu ketika memberikan sambutan dalam perayaan HUT Partai Perindo di Jakarta, Senin (7/11/2022) silam.

Dalam momen tersebut, Jokowi berceloteh telah memenangi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surakarta tahun 2005 dan 2010. Kemudian memenangi kontestasi politik berupa Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta tahun 2012 serta Pemilihan Presiden (Pilpres) sebanyak dua kali pada tahun 2014 dan 2019.

Baca juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!

Nah, [momentum] ini tepat banget ini nih, narsisme Jokowi, nampak kan?" ujar Ahmad Khoirul Umam pada Optika.id, Rabu (9/11/2022).

Dia menilai jika pernyataan yang disampaikan oleh Jokowi tersebut seolah-olah ingin menunjukkan level capaian berikut dengan kelas politiknya yang jauh berbeda dengan para politikus yang kalah dalam pemilu sebelum-sebelumnya. Lalu, akibatnya mengalami surplus kepercayaan diri.

"Jokowi seolah kehilangan sensitivitasnya karena statement-nya itu bukan hanya menyinggung Prabowo yang telah kalah di Pilpres 2014 dan 2019, tetapi juga secara tidak langsung menyinggung Megawati Soekarnoputri, yang juga pernah kalah berturut-turut di Pilpres 2004 dan 2009. Bahkan, kekalahan Megawati saat itu terjadi saat dirinya berada di posisi incumbent," tuturnya.

Khoirul menilai jika pernyataan yang dilontarkan oleh Jokowi yang menurunkan level sensitivitasnya itu sebagai imbas dari tingginya ego Jokowi karena telah lama mengemban kekuasaan dan jabatan. Apalagi, kekuasaannya tanpa diimbangi dengan periksa dan timbang (check and balance).

Baca juga: Jokowi Presiden: Usai Dilantik, Pak Prabowo Milik Seluruh Indonesia!

"Sehingga, menjadi penting bagi dirinya untuk memamerkan capaian dan menunjukkan kelasnya yang berbeda jauh dari Prabowo dan Megawati itu sendiri,"jelasnya.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) ini kemudian menjelaskan jika seharusnya Jokowi sudah paham dan lebih sensitif mengingat karier politik yang dia rintis tak lepas dari peran Prabowo Subianto yang mendukungnya pada Pilgub Jakarta serta Megawati pada Pilpres 2014-2019.

"Dalam tradisi Jawa, sebaiknya Jokowi kembali memahami nasihat ojo dumeh, jangan mentang-mentang, karena di balik capaian dan prestasi kita, selalu ada peran orang lain di belakangnya, apalagi yang lebih senior daripada dia," kata Khoirul.

Baca juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru