Optika.id - Pengamat Politik Universitas Nasional (Unas), TB Massa Djafar menganggap jika pernyataan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpotensi untuk memecah belah rakyat dan rawan agenda terselubung di belakangnya.
Ajakan bernada provokatif bernada permusuhan yang datang dari pihak manapun bisa jadi sebuah sekenario untuk memecah belah rakyat dan agenda terselubung, kata TB Massa Djafar ketika dihubungi Optika.id, Selasa (29/11/2022).
Baca juga: Pengamat Politik Sebut Pilkada Bukan Pesta Rakyat, tapi Pesta Elite Parpol
Berdasarkan pernyataan di video yang beredar luas di masyarakat, Benny menyampaikan kepada Presiden Jokowi untuk melakukan perlawanan kepada banyak pihak yang dianggap mencemarkan nama baik dan menyerang pemerintah. Dia meminta agar segera dilakukan penegakan hukum kepada mereka yang dianggap mencemarkan nama baik. jika tidak, maka pihaknya mengancam melakukan perlawanan di lapangan.
Benny, yang juga merupakan Ketua Umum Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi (Barikade) 98, melontarkan pernyataan tersebut usai bertemu dengan Jokowi pada pertemuan relawan Jokowi bertajuk Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022) yang lalu.
Djafar menganggap bahwa pernyataan Benny dapat memicu kerusuhan dan kekerasan yang rawan.
Bisa dibaca, mengarah pada pengkondisian keadaan darurat, ujar dosen Pasca Sarjana Unas ini.
Apabila kondisi tersebut terus menerus dibiarkan begitu saja, maka Djafar menilai jika pihak aparat keamanan tidak bertindak dengan betul dan tidak menunjukkan netralitasnya. Dirinya juga mempertanyakan tentang siapa yang berkepentingan dan diuntungkan dnegan konflik horizontal dan instabilitas keamanan yang disebabkan oleh pernyataan satu orang yang hendak mengadu domba tersebut.
Apapun dalihnya dan siapapun pelakunya, tegasnya, setiap kekerasan politik serta identitas tidak bisa dibenarkan sebab hal tersebut merupakan tindakan primitive dan meruntuhkan tradisi demokrasi yang sedang dibangun susah payah oleh banyak pihak.
Baca juga: Analis Sebut Wajar PDIP Tak Bersama Anies, Bukan Elektoral Penentu Utama
Menurut Djafar, kekerasan politik tidak akan sampai pada muaranya dan tidak akan ada pemenangan serta menimbulkan bencana kepada semua anak bangsa. Kekerasan yang dilakukan oleh satu pihak, ujar Djafar, yang akan terjadi bisa menimbulkan sikap yang sama pula serta merusak kohesivitas sosial.
Jika prilaku massa pendukung seperti itu, hanya akan merusak kohesivitas sosial. Yang semestinya, di alam demokrasi, baik rakyat atau pemimpinnya, harus semakin matang dalam menyikapi perbedaan pendapat atau pilihan politik, tutur Djafar.
Lebih jauh ia menilai pernyataan Benny sangat memprihatinkan karena ungkapan verbal bernada kekerasan dan ancaman bisa menyulut reaksi balik.
Djafar juga mengungkapkan jika Benny melontarkan pernyataan yang tidak etis untuk dinyatakan di hadapan seorang presiden RI sebab, hal tersebut merupakan ranah penegak hukum. Tentunya, pernyataan Benny bakal menimbulkan berbagai interpretasi dan merusak citra presiden.
Baca juga: Pengamat Sebut Anies Segera Gabung Partai, Tak Selamanya Bisa Independen!
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi