Pengamat Politik Sebut Pilkada Bukan Pesta Rakyat, tapi Pesta Elite Parpol

author Danny

- Pewarta

Sabtu, 31 Agu 2024 20:00 WIB

Pengamat Politik Sebut Pilkada Bukan Pesta Rakyat, tapi Pesta Elite Parpol

Jakarta (optika.id) - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyampaikan demokrasi di Indonesia saat ini tengah tidak baik dan kondusif. Dia juga menilai demokrasi di Indonesia sudah mati suri.

Hal itu terlihat jelas dalam pilkada 2024. Rakyat disuguhkan calon atas selera pilihan elite, khususnya ketua partai politik.

Baca Juga: Analis Sebut Wajar PDIP Tak Bersama Anies, Bukan Elektoral Penentu Utama

Demokrasi di Indonesia sudah mati suri. Demokrasi yang berjalan hanyalah demokrasi prosedural, ucap Jamiluddin dihubungi, Sabtu, 31 Agustus 2024.

Mantan Dekan FIKOM ISIP Jakarta mengungkapkan para ketua partai politik kini mengusung calon gubernur bukan atas kriteria rakyat, melainkan keinginan para penguasa. Kini rakyat dipaksa harus memilih calon pilihan para elite politik itu.

Mereka mengusung calon atas kriteria yang diinginkan dan rakyat dipaksa untuk memilihnya. Partai politik memilih calon bukan lagi atas dasar keinginan rakyat. Rakyat justru dijadikan justifikasi untuk memilih calon pilihan para elite, jelasnya.

Pasalnya tahun 2024 merupakan tahun politik, dimana pesta demokrasi diselenggarakan melalui Pilkada serentak untuk rakyat di berbagai Provinsi Indonesia. Tetapi, kata Jamiluddin, Pilkada berubah menjadi pesta elit partai bukan rakyat.

Baca Juga: Pengamat Sebut Anies Segera Gabung Partai, Tak Selamanya Bisa Independen!

Karena itu, Pilkada bukan lagi pestanya rakyat. Pilkada sudah berubah jadi pesta elite partai yang disokong pemilik modal, imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sebelumnya, Anies Baswedan menilai sistem politik dan demokrasi di Indonesia masih sangat ringkih. Hal itu ditunjukkan dengan proses politik dan hukum terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Dia pun berencana ke depan akan berjuang meningkatkan kesadaran politik dan demokrasi di Indonesia.

Baca Juga: Pengamat Sebut Mundurnya Airlangga Karena Kasus Hukum Sudah By Design

Jadi, catatan lain yang saya rasakan ketika mengikuti proses ini semua, bahwa terbuka kenyataan bahwa sistem politik kita, demokrasi kita, masih amat ringkih, ucap Anies melalui siaran YouTubenya, Kamis, 30 Agustus 2024.

Anies mengaku PR tersebut harus diselesaikan agar demokrasi bisa berjalan dengan benar dan baik di Indonesia sehingga, lanjut Anies, hasilnya pun bakal dirasakan seluruh rakyat Indonesia.

Kita punya PR untuk mengajak seluruh rakyat memiliki kesadaran yang lebih baik tentang proses politik, tentang proses demokrasi. Agar demokrasi kita itu bisa berjalan dengan benar, bejalan dengan baik, dan hasilnya adalah untuk dirasakan seluruh rakyat, ini pr tersendiri, imbuhnya.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU