Optika.id - Anggota Komnas HAM, Anis Hidayah menilai jika saat ini intoleransi semakin terlihat dari pola-pola beragama yang makin ke sini makin simbolik. Misalnya, seseorang dengan mudah membuat stigma tertentu kepada orang lain hanya dari pakaiannya saja.
Baca juga: Suramnya Hak Asasi Manusia di bawah Pemerintahan Prabowo-Gibran
"Kalau perempuan tidak berkerudung mungkin itu nonmuslim. Makin ke sini persepsi itu kan maik kuat, " jelasnya, dalam diskusi daring, Kamis (29/12/2022).
Adapun persepsi simbolik tersebut dijelaskan olehnya rawan terjadi di lingkungan sekolah, baik swasta maupun negeri. Kebanyakan orang memandang jika ada perempuan yang tidak memakai kerudung, maka dia pasti dianggap sebagai nonmuslim.
Baca juga: KPU Tak Sediakan TPS Khusus, Komnas HAM: Pekerja di RS hingga IKN Kehilangan Hak Pilih
Menurut Anis, akar dari masalah intoleransi tersebut tumbuh serta berkembang bahkan dilembagakan dalam beragam institusi, salah satunya yakni institusi pendidikan termasuk lembaga keagamaan yang paling banyak mengalami kerawanan intoleransi. Beragam narasi intoleransi tersebut justru banyak lahir dari acara keagamaan, seperti forum pengajian ibu-ibu atau perkumpulan pemuda keagamaan lainnya. Menurut dia, ada doktrin tertentu yang tidak baik disebarkan dalam lembaga itu.
"Ini makin terlembaga menurut saya. Dan institusi-institusi agama banyak digunakan, kemudian tempat ibadah banyak dipakai untuk itu," ungkapnya.
Baca juga: Komnas HAM: Pencoblosan Pemilu 2024 Masih Diwarnai Banyak Permasalahan
Kejadian, ini menurut dia disebabkan adanyakurang kepedulian, termasuk dari pemerintah. Apabila praktik ini dibiarkanterus menerus sebagai pemakluman, lama kelamaan praktik ini akan dimaklumisebagai suatu gejala sosial biasa.
Editor : Pahlevi