Optika.id - Aliansi BEM Surabaya atau ABS menilai program Sinau Bareng yang dicanangkan Dinas Pendidikan (Dispendik) setempat belum ada titik kejelasan. Atas dasar tersebut, aliansi melakukan audiensi diDispendik Kota Surabaya,Kamis (19/1/2023).
Baca juga: Soal Penahanan Ijazah, Aliansi Pelajar Surabaya Bantah Pernyataan Kadispendik Jatim
Ada sejumlah poin yang dibahas dalam audiensi, salah satunya soal progres dari program Sinau Bareng yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dispendik Surabaya. Program tersebut sudah berjalan dua minggu dan berlangsung di 22 titik Balai RW yang tersebar di 12 kecamatan dan 16 kelurahan Kota Surabaya.
Koordinator ABS Aqyas Sholeh mengatakan, meski program sudah tersebar namun antusias siswa yang mengikuti kian menurun. Dia bersama sejumlah mahasiswa yang ikut audiensi juga mempersoalkan program Sinau Bareng yang kurang tersebar secara menyeluruh di Kota Surabaya.
Dispendik belum bisa memperluas program ini karena belum menemukan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan program Sinau Bareng. Kendalanya mereka (Dispendik) masih mencari orang-orang yang istilahnya memiliki dedikasi atau kesamaan visi dari Bapak Wali Kota yang menginginkan ada semacam pendampingan khususnya bagi warga Surabaya dan itu melalui RW, kata Aqyas.
Selain itu, Aliansi BEM Surabaya juga menanyakan keterlibatan mahasiswa dalam program ini. Aqyas meminta klarifikasi dari Dispendik soal keterlibatan mahasiswa dalam program Sinau Bareng, terutama yang terikat dengan Beasiswa Generasi Emas (Genmas).
Ia menyayangkan, karena setelah ditelusuri banyak mahasiswa Genmas yang tidak mengetahui Program Sinau Bareng. Yang diklaim oleh Dispendik itu adalah mahasiswa Genmas. Namun, setelah kita cek atau kita tanyakan pada teman-teman mahasiswa yang mengikuti beasiswa Genmas, tidak mengetahui. Artinya Dispendik ini bisa dibilang playing victim begitu, imbuh koordinator aliansi.
Baca juga: Ke Mana Semua Tuntutan Demo Mahasiswa di Surabaya? Ini Jawaban Dewan
Hasil dari audiensi, aliansiBEM Surabayasepakat akan merekrut mahasiswa di berbagai kampus Surabaya agar terlibat dalam program Sinau Bareng. Aqyas berjanji akan melakukan open volunteer dari berbagai kampus di Surabaya.
Kami akan open volunteer dari berbagai kampus atau dari mahasiswa yang fokus dan lokusnya ke arah pendidikan, kita punya sekitar 35 kampus di Surabaya yang tergabung dalam Aliansi BEM Surabaya. Kita akan mendelegasikan 10 orang dari masing-masing kampus untuk menyukseskan program ini, tutup Aqyas.
Sementara itu, Atikoh, divisi yang bertanggung jawab atas program sinau bareng menjelaskan, program sinau bareng yang diprakarsai oleh Dispendik sedikit banyak ada intervensi dari Pemkot untuk segera merampungkan program itu.
Baca juga: Cerita Menggelitik Demo Aliansi BEM Surabaya 14 April, Mulai Mokel Berjamaah Hingga Pengacak Sinyal
Akhirnya, dengan tergesa-gesa (Dispendik) melakukan koordinasi dengan Disbudparpora selaku penyedia beasiswa Genmas agar meminta data-data mahasiswa yg mendapatkan beasiswa surabaya. Kemudian melaksanakan sejumlah pertemuan baik luring maupun daring.
Sayangnya dari sekian pendaftar cuma ada sembilan orang yang komitmen untuk melaksanakan tugas program tersebut.Itupun juga mandek di tengah jalan. Mungkin karena kami (dispendik) bukanlah penyelia beasiswa maka informasi maupun program kami kurang disambut baik oleh mahasiswa yang mendapatkan beasiswa, ujar Atikoh menjawab pertanyaan Aliansi BEM Surabaya.
Editor : Pahlevi