Optika.id, Surabaya - Aksi demonstrasi yang dilakukan ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Surabaya (ABS) di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Kamis (14/4/2022), meninggalkan cerita dan peristiwa-peristiwa menggelitik.
Ribuan massa sekitar 3000 mahasiswa dari 15 kampus di Surabaya ini mulai memadati Jalan Indrapura sekitar pukul 14.40 WIB. Pada aksi yang digelar bertepatan dengan bulan suci Ramadan ini, banyak kejadian yang luput dari perhatian dan menarik untuk diketahui.
Baca Juga: Kembali Lakukan Aksi, Ribuan Mahasiswa Bandung Demo Sampai Malam
Berikut momen-momen menggelitik selama demo mahasiswa 14 April 2022 di Surabaya yang berhasil dirangkum Optika.id, Jumat (15/4/2022):
-
Mokel Berjamaah
Aksi yang dilangsungkan pada siang hari di bulan Ramadan, sinar matahari yang begitu menyengat, ditambah dengan amarah di dalam isi kepala untuk menyuarakan aspirasi tentu menjadi tantangan bagi mahasiswa-mahasiswa yang melaksanakan puasa.
[caption id="attachment_22586" align="alignnone" width="800"] Dok: Optika.id/Jenik Mauliddina[/caption]
Tidak sedikit dari massa yang pada akhirnya menyerah dan memilih berbuka puasa lebih dahulu atau dalam bahasa Surabaya sering disebut mokel.
"Gak kuat aku, panas pol ben kuat mbengok.e (teriaknya) minum dulu," ujar salah satu demonstran beralmamater merah itu.
-
Demomu, Larisku
Kerumunan massa yang besar di Jalan Indrapura, Surabaya itu, tentu menjadi peluang bagi pedagang sekitar untuk menjajakan dagangannya. Seorang pedagang bahkan tidak segan membela kerumunan massa di depan gedung DPRD Jatim sambil membawa minuman di atas kepalanya.
[caption id="attachment_22585" align="alignnone" width="800"] Dok: Dewidz[/caption]
Tidak sampai 10 menit dagangan berbagai jenis minuman di atas kepalanya ludes terjual.
-
Pengacak Sinyal di Antara Kerumunan Mahasiswa
Pengacak sinyal sering digunakan ketika demonstrasi berlangsung, menyebabkan tiba-tiba sinyal handphone di area tersebut begitu sulit bahkan menghilang. Akibatnya handphone dalam radius tertentu tidak bisa digunakan berkomunikasi.
Hal ini juga berlangsung di aksi demo 14 April di Surabaya. Mahasiswa dibuat keheranan saat tiba-tiba HP mereka tidak dapat menerima sinyal, mengakses internet dan komunikasi lainnya.
[caption id="attachment_22584" align="alignnone" width="800"] Dok: Optika.id/ Jenik Mauliddina[/caption]
Baca Juga: Aliansi BEM Surabaya Ancam Demo Kembali Jika Tuntutan Tak Ditanggapi Pusat 3x24 Jam
"Heh gak isok gawe opo-opo rek. Gawe WA ae gak isok. Mosok di sadap iki?" ujar salah seorang mahasiswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"(Heh, gak bisa buat apa-apa (HP) rek. Buat WA aja gak bisa. Apa disadap ini," ujar Bayu yang mengenakan almamater biru gelap itu kepada temannya di sampingnya
Tim Optika.id mencoba mengukur kekuatan pengacak sinyal di beberapa titik. Di depan teras DPRD Jatim dan Masjid Kemayoran di seberang DPRD Jatim masih bisa digunakan untuk mengirimkan pesan WhatsApp.
Namun ketika berada di tengah kerumunan massa, sinyal provider menghilang atau menurun dan tidak bisa digunakan sama sekali.
-
Prokes Nomor Satu
Petugas kepolisian yang sudah berkomitmen untuk mengawal aksi dengan pendekatan humanis dan presisi tetap membantu mengingatkan mahasiswa untuk tetap mematuhi protokol kesehatan
[caption id="attachment_22583" align="alignnone" width="800"] Dok: Optika.id/Jenik Mauliddina[/caption]
Beberapa anggota kepolisian membagikan masker kepada massa aksi yang kedapatan tak mengenakan masker.
Baca Juga: Memanas! Ketua DPRD Jatim Akhirnya Temui Aliansi BEM Surabaya
Bravo polisi!
-
Awas Penyusup
"Awas teman-teman jangan sampai rantainya putus, jangan biarkan penyusup masuk ke dalam aksi damai kita," ujar salah satu korlap aksi dari atas mobil komando.
[caption id="attachment_22582" align="alignnone" width="800"] Awas Penyusup[/caption]
Mahasiswa dari masing-masing universitas berjalan menuju depan gedung DPRD Jatim sambil bergandengan tangan membuat pagar manusia berjalan untuk menghindari penyusup luar yang bisa memprovokasi massa.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi