Waspada! Ini Tiga Faktor Penyebab Demam Berdarah Pada Anak Menurut Dokter Spesialis

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Kita pasti sudah akrab dengan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti yakni Demam Berdarah Dengue atau DBD. DBD menyerang berbagai usia, tak terkecuali anak-anak.

Baca juga: Mencegah Anak Bunuh Diri

Menurut dokter spesialis anak konsultan infeksi dan penyakit tropis, Hinky Hindra Irawan Satari, ada tiga faktor yang menjadi penyebab anak mudah terkena DBD. Yakni daya tahan tubuh, virus, dan lingkungan.

"Kaidah infeksi sampai terjadi penyakit itu karena ada gangguan keseimbangan antara daya tahan tubuh seseorang, jenis serta kepadatan virusnya, dan lingkungannya," kata Hinky dalam keterangan yang dikutip, Sabtu (25/2/2023).

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ini juga mengatakan bahwa ada empat jenis atau tipe virus dengue. Dia menyebut jika virus dengue tipe 2 dan 3 lah yang biasanya menyebabkan DBD pada penderita makin berat.

Sementara itu, dia menjelaskan faktor lingkungan yang dia maksud yakni lingkungan yang sangat digemari oleh nyamuk penyebab DBD tadi seperti genangan air jernih, baju yang digantung, maupun perkebunan. Ketika nyamuk aedes betina menggigit, jelasnya, maka sistem kekebalan tubuh akan melakukan serangkaian reaksi kekebalan yang ditandai dengan demam tinggi secara mendadak.

Kemudian demam tersebut akan tiba-tiba menjadi tinggi dan turun lagi setelah diberikan obat paracetamol. Namun biasanya dalam empat jam naik lagi dan anak menjadi lemas serta menunjukkan tanda-tanda sakit berat, lesu, tidur terus, enggan makan dan minum serta muntah-muntah. Tak hanya itu, anak juga bisa mengalami sakit sendi, tulang dan otot hingga sakit belakang mata. Hinky menyebut jika kondisi itu dinamai sebagai fase demam atau fase akut yang biasanya berlangsung selama 1 hingga 3 hari.

Lanjut pada hari keempat dan kelima, imbuh Hinky, virus dalam tubuh akan hilang dan demam pun akan turun. Kondisi tersebut kadang membuat orang tua mengira jika anak sudah sembuh. Padahal, fase ini merupakan fase kritis sebab tubuh akan mengalami kebocoran pembuluh darah serta mengalami deficit trombosit.

"Ini harus dikasih cairan. Bocornya pembuluh darah itu kan kayak dehidrasi, karena cairan di pembuluh darah keluar dari jaringan. Ini membuat anak mual, kemudian cairan yg masuk ke rongga perut akan menekan diafragma, menekan lambung, bahkan bisa ke paru-paru menyebabkan anak sesak nafas. Bisa juga membuat hati membesar. Anak juga enggak pipis-pipis dalam 4-6 jam," tutur Hinky.

Baca juga: Tak Hanya Sebagai Limbah, Kulit Mangga Ternyata Bisa Cegah DBD!

Jika terlambat, imbuh Hinky, anak bisa mengalami pendarahan fatal dan akibatnya biasanya tidak tertolong.

Akan tetapi, apabila diberi cairan dan mau mengonsumi makan dan minuman, Hinky mengatakan bahwa anak akan masuk ke fase penyembuhan pada hari keenam dan ketujuh. Tanda anak memasuki fase tersebut yakni demam masih ada dan intensitas buang air kecil meningkat serta munculnya ruam di beberapa bagian tubuh.

Lebih lanjut, Hinky mengatakan untuk mencegah anak terjangkit DBD, maka orang tua harus memastikan buah hatinya memiliki daya tahan tubuh yang baik serta mengendalikan populasi nyamuk aedes aegypti di lingkungan rumah.

Baca juga: Hoaks Kesehatan Wolbachia Perlu Diatasi Serius Oleh Pemerintah

"Jangan sampai digigit nyamuk, mau pakaiinsect repellentboleh, lalu waspada saat beraktivitas di luar rumah karena dia menggigit jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Jangan ada baju yang digantung. Jangan ada air menggenang karena nyamuknya nyimpan jentik di situ. Jangan pakai bak mandi, tapi pakaishowerkalau memungkinkan," ujar Hinky.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama menambahkan, pencegahan demam berdarah juga dapat dilakukan dengan Gerakan 1 Rumah 1 Kader Jumantik.

"Pelihara juga ikan cupang dan tanaman yang tidak disukai jentik dan nyamuk seperti lemon balm, catnip, kemangi, lavender, peppermint, rosemary, marigold, dan geranium," katanya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru