Optika.id - Pakar Transportasi, Djoko Setijowarno menegaskan jika UMKM saat ini tidak membutuhkan motor listrik seperti yang digembar-gemborkan oleh pemerintah. Menurut Djoko, alih-alih motor listrik, UMKM lebih membutuhkan tambahan modal untuk usaha. Pasalnya, setiap UMKM memiliki motor lebih dari satu dalam rumah tangganya.
Baca juga: Sebelum Beli Mobil Listrik, Pertimbangkan Risiko Berikut
Bahkan orang yang hidup di kolong jembatan bisa punya motor, ujar Djoko dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/3/2023).
Djoko mengatakan jika dalih pemerintah dalam pengadaan motor listrik yang direncanakan tadi bercermin dari luar negeri yang hemat energi. Padahal, dia menilai jika pemerintah Indonesia hanya belajar sepenggal-sepenggal saja dan tidak menyeluruh ketika melihat negara lain.
Di luar negeri angkutan umum sudah bagus, baru kebijakan mobil listrik dibenahi. Dan bukan target motor listrik. Dan tidak ada kebijakan motor listrik seperti di Indonesia, karena mereka paham sekali risiko motor lebih tinggi ketimbang mobil, ucapnya.
Kendati demikian dia menilai, membenahi transportasi umum saat ini dengan kendaraan listrik akan mampu menekan emisi udara, mereduksi kemacetan lalu lintas, menurunkan angka kecelakaan dan menurunkan angka inflasi di daerah dibandingkan dengan memperbanyak pasokan kendaraan listrik pribadi seperti motor listrik.
Baca juga: Patut Dipertimbangkan Sebelum Beli, Ini Lima Kelemahan Kendaraan Listrik
Alokasi dana sebanyak Rp1,4 triliun itu bisa digunakan untuk membenahi angkutan perkotaan di 20 kota di Indonesia, tuturnya.
Alokasi dana yang sedemikian besar untuk kendaraan listrik menurut Djoko juga perlu diawasi oleh lembaga pengawas keuangan seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Oleh sebab itu, dirinya berharap agar KPK mengawasi pengadaan kendaraan listrik ini sejak awal.
Baca juga: Menhub Dorong Pembangunan Transportasi Publik
Di Indonesia banyak orang pintar, jauh lebih pintar dari beberapa negara di Asia Tenggara, tetapi Indonesia tidak pernah bisa buat kebijakan yang cerdas. Secara individu, rakyat Indonesia unggul tapi secara negara Indonesia mandul, jelasnya.
Sebagai informasi, peminat kendaraan umum di Indonesia meningkat. Program kendaraan umum yang diinisiasi oleh pemerintah yakni TEMAN BUS tercatat memiliki peminat dari berbagai kalangan. Sebanyak 62% pemilik motor beralih menggunakan bus umum, 45% pelajar menggunakan bus umum, 38,5% masyarakat meminatinya, 15,5% lansia memanfaatkan kendaraan umum dan 1% sisanya yakni dari kalangan disabilitas.
Editor : Pahlevi