Pertimbangan FSGI Dukung Penghapusan Tes Calistung

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendukung kebijakan Kemendikbudristek terkait Merdeka Belajar Episode ke-24 yang salah satu poinnya menghilangkan tes baca tulis dan hitung (calistung) dalam PPDB jenjang Sekolah Dasar (SD).

Baca juga: FSGI Koreksi Visi Misi Capres Terkait Pendidikan

Akan tetapi, FSGI juga meminta agar Kemendikbudristek melakukan evaluasi terkait buku-buku teks kelas 1 SD. Menurut FSGI, buku-buku tersebut perlu dibenahi lantaran materinya terlalu berat bagi anak yang masing belajar membaca dan berhitung.

Dukungan FSGI tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa tes calistung untuk SD telah mendorong guru-guru PAUD dan Taman Kanak-Kanak untuk mengajarkan baca, tulis dan hitung yang melampaui batas seharusnya untuk diajarkan pada anak usia 4 6 tahun.

Hal tersebut seolah dipaksakan untuk bisa masuk ke SD yang diincar padahal anak-anak belum waktunya mempelajari itu semua serta berpotensi kuat terbebani secara mental. Anak-anak juga baru mengenal huruf dan angka serta belajar berhitung ringan dengan menggunakan benda-benda yang dikenal oleh anak-anak.

Baca juga: Merdeka Mengajar Bakal Diberhentikan Anies, Ada Masalah Apa?

Kebijakan penghapusan tes calistung juga menjadi kepastian hukum bagi penyelenggara seleksi PPDB untuk jenjang SD yang ramah anak. Artinya, apabila ada satuan pendidikan yang tetap melakukan tes calistung dalam PPDB, maka satuan pendidikan tersebut telah melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru.

Pertimbangan yang ketiga yakni belajar calistung seharusnya dimulai ketika anak berusia 7 tahun atau saat sudah memasuki usia SD. Maka dari itu tidaklah tepat apabila menerapkan tes calistung ketika anak ingin mendaftar ke SD.

Baca juga: Kemendikbud Buka Rekrutmen Penerjemah Semua Lulusan Bisa Daftar

Umumnya anak-anak baru bisa fokus untuk belajar hitung-hitungan ketika mereka memasuki usia 6-7 tahun. Sebab, di usia ini sensorik dan motorik anak sudah siap untuk mempelajari angka-angka dengan baik," ujar Sekjen FSGI, Heru Purnomo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/3/2023).

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru