FSGI Koreksi Visi Misi Capres Terkait Pendidikan

author Uswatun Hasanah

- Pewarta

Rabu, 07 Feb 2024 16:21 WIB

FSGI Koreksi Visi Misi Capres Terkait Pendidikan

Surabaya (optika.id) - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengingatkan bahwa ketiga calon presiden (capres) masih belum serius untuk membenahi pendidikan dan kebudayaan sebagai isu yang berhubungan erat. Pasalnya, pendidikan merupakan bagian dari proses kebudayaan itu sendiri.

"Dalam visi dan misi pendidikannya (ketiga capres) belum memunculkan pendidikan yang berkebudayaan. Para capres masih berkutat pada pendidikan gratis dan kesejahteraan guru," papar Sekretaris Jenderal FSGI, Heru Purnomo, dalam keterangan tertulis, dikutip Optika.id, Rabu (7/2/2024).

Baca Juga: Bullying Terjadi Lagi, FSGI: Sekolah Tak Boleh Cuci Tangan dan Main Aman

Dalam keterangan yang sama, Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti menjelaskan jika pendidikan seharusnya memiliki fungsi sebagai rekonstruksi kebudayaan. dengan kata lain, pendidikan seharusnya membuat peserta didik mampu memberi makna terhadap lingkungan atau kehidupannya sendiri.

Misalnya, di suatu daerah pesisir maka pendidikan yang berkebudayaan maritime harus dibangun di sana. Pun juga lingkungan pegunungan, maka kebudayaan pegunungan yang dikembangkan.

Ketika kebudayaan menjadi bagian dari pendidikan itu sendiri, imbuhnya, maka secara tak langsung tujuan pendidikan bakal tercapai. Pasalnya, menurut Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), tujuan utama dari pendidikan sendiri membentuk manusia menjadi makhluk yang berbudaya, bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

Lebih lanjut, dia menilai paslon nomor urut 01, Anies Baswedan yang menyebut tentang  pendidikan dan kebudayaan mencakup akses pendidikan berkeadulan, kuaitas dan kesejahteraan guru, hingga keterjangkauan biaya pendidikan tinggi masih belum tertuang dalam arah program kebijakan dan terlalu general.

Baca Juga: Gagasan Tangani Isu Keperempuanan Capres Tidak Menyentuh Akar Masalah

Sementara paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto masih belum mengaitkan pendidikan dan kebudayaan dalam visi-misinya. Prabowo masih membahas pendidikan dan kebudayaan hanya tertuang dalam Asta Cita 4 yang berbunyi ‘memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas’.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sedangkan paslon nomor urut 03, Ganjar Pranowo dinilai sudah mengarahkan pendidikan dan kebudayaan maritime dalam visinya. Khususnya melalui visi “Menuju Indonesia Unggul, Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari”. Kendati demikian, Retno menyebut jika paslon nomor urut 03 ini belum tajam mengaitkan hal tersebut pada misi pendidikannya.

Dia menyarankan paslon 03 bisa menguatkan lagi pendidikan kemaritiman. Dia mencontohkan dengan menambah sekolah tinggi dan sekolah vokasi perikanan, kelautan, perkapalan, dan sejenisnya di wilayah pesisir. Di sisi lain, penelitian pun diarahkan ke teknologi pengolahan makanan laut.

Baca Juga: Para Capres Kurang Greget Jawab Masalah Kesejahteraan di Debat Pamungkas

Wakil Sekjen FSGI, Fahriza Marta Tanjung menambahkan, pendidikan berkebudayaan agraris juga bisa dilakukan. Misalnya, dengan pendidikan yang menekankan kelestarian hutan yang menjadi ruang hidup masyarakat.

"Pendidikan yang tepat untuk masyarakat pegunungan dan agraris adalah membangun ketahanan pangan, teknologi pertanian yang meningkatkan berkali lipat hasil panen, teknologi pengolahan hasil panen," pungkas dia.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU