Optika.id - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengkritik pemerintah karena Indonesia dicoret FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Ia menilai politisasi yag berlebihan menyebabkan Indonesia batal jadi tuan rumah ajang tersebut.
Baca juga: Oposisi Memang Berat Mas AHY, Demokrat Takkan Kuat, Biar Rakyat Saja
Ia mengaku maklum jika sejumlah pihak di Indonesia ingin membela Palestina dengan melarang keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20. Tetapi menurut dia kompetisi olahraga kelas dunia itu bukan forum yang tepat untuk melakukannya.
"Jelas posisi kita perjuangkan kemerdekaan Palestina. Yes! Itu ada dalam semangat Undang-Undang Dasar 1945. Tapi jangan campur adukan. Forumnya tidak sama," tegas Agus saat berbicara di hadapan perwakilan anak muda Bandung Barat, Jawa Barat, seperti yang dipantau Optika.id, ditulis Sabtu, (1/4/2023).
Agus mengatakan Indonesia punya banyak forum untuk memperjuangkan Kemerdekaan Palestina.
"Ada namanya PBB. Kalau mau disampaikan di situ, kalau mau perjuangkan Palestina," tegas putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Baca juga: AHY Nilai Program Food Estate Gagal, Apa Kata AHY Saat PD Bertemu Gerindra?
Lebih lanjut Agus mengatakan ia menyesalkan dicoretnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA. Menurutnya pencoretan itu mencoreng muka Indonesia di dunia internasional.
"Saat ini kita malu di dunia internasional karena ketidakmampuan kita untuk menyelesaikan situasi internal dalam negeri. Situasi yang sifatnya sangat politis," tegas dia.
Ia juga meragukan ketulusan sikap para pihak yang memicu kontroversi, seperti menolak kedatangan Timnas Israel di Indonesia. Menurutnya komentar-komentar para tokoh tersebut sifatnya sangat politis.
Baca juga: AHY Berpotensi Jadi Kuda Hitam Pada Pilpres 2024
"Kita patut bertanya pada pemerintah sekarang, kenapa ini bisa terjadi? Harusnya ini bisa diprediksi dan bisa dikomunikasikan. Ada ruang untuk mengkomunikasikan ini semua," lanjut dia.
"Masa tidak sama presiden dengan gubernur, pemerintah pusat tidak sama dengan pemerinah daerah. Menteri tidak sama dengan jajaran di bawahnya. Ini negara macam apa kalau begini?" sindir dia.
Editor : Pahlevi