Optika.id - Saat ini, dunia akademisi sudah seperti arena untuk mendapatkan prestise. Tak hanya itu, untuk memajukan riset di Indonesia, para periset maupun akademisi dituntut untuk mempublikasikan hasil risetnya di jurnal yang memiliki reputasi dan diakui.
Baca juga: Mengapa Tikus Sering Dijadikan Sebagai Objek Uji Coba Ilmiah?
Karena hal tersebut bukanlah hal yang gampang, maka dari itu tiga peneliti dari Universitas Padjajaran (Unpad) membagikan beberapa tips agar periset maupun akademisi bisa lolos publikasi jurnal bereputasi.
Ketiga peneliti tersebut yakni Syariful Mubarok dari Fakultas Pertanian, Arif Budiman dari Fakultas Farmasi, dan Herlina Marta dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Ketiganya merupakan penelitian yang berpengalaman dalam melakukan riset yang dipublikasikan dalam jurnal nasional serta internasional.
Menurut pendapat Arif, untuk bisa tembus ke jurnal bereputasi maka riset yang dibuat harus mempunyai unsur kebaruan. Akan tetapi, bukan berarti riset tersebut harus membahas hal yang belum pernah dibahas sebelumnya. Artinya, riset yang dilakukan bisa membahas lebih detail tentang temuan dari riset peneliti lainnya.
Disambung oleh Herlina, selama ini dia juga menemukan banyak potensi dari riset sebelumnya. Dirinya yang banyak meriset tentang umbi-umbian lokal juga menemukan banyak potensi umbi lokal yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Kita gali potensi dari komoditi lokal bisa jadi suatunovelty(kebaruan) juga, ujar Herlina, dikutip dari laman resmi Unpad, Rabu (3/5/2023).
Baca juga: Menarik! Ini 5 Penemuan Ilmiah Menggegerkan Sepanjang Tahun 2022, Bagaimana Tahun ini?
Tak hanya itu, para periset juga harus mampu menyajikan serta membahas data dari riset yang dihasilkan. Dari data tersebut, yang menarik harus ditonjolkan.
"Jadi, orang dapat informasi yang selama ini mungkin belum mereka dapat bisa dengan membacapaperkita, kata dosen Program Studi Teknologi Pangan itu.
Di sisi lain, Syariful juga mengingatkan para periset untuk yakin bahwa riset yang dibawanya memang menarik dan menyajikan unsur hal yang berbeda. Pasalnya, dia menilai jika banyak periset kurang terampil dalam menyajikan data untuk menarik pembaca di bagian pengenalan riset. Maka dari itu, Syariful menyarankan agar periset membuat pembukaan yang menarik di paper yang mereka hasilkan.
Baca juga: Penemuan Baru 'Virus Zombie' Berumur 48.500 Tahun, Mau Dihidupkan Kembali?
Jika ada riset yang terkendala alat penelitian yang terbatas, sambungnya, maka hasil riset yang dilakoni tetap bisa berpotensi dimuat dalam jurnal bereputasi selama data yang disajikan menarik baik dari pembukaan, maupun keseluruhan konten yang dibawakan.
Dengan alat sederhana pun, dengan penampilan yang baik, dengan data yang saling menunjang satu data dengan data lain akhirnya komprehensif. Itu biasanya yang akan dilihat," ucap dosen Program Studi Agroteknologi itu.
Editor : Pahlevi