Foto: Ketua Umum Partai Golongan Karya Airlangga Hartarto bertemu dengan Wakil Presiden ke 10 dan Ke-12 RI Jusuf Kalla (JK), Kamis (4/5/2023) di Jakarta, keduanya membahas rencana pembentukan koalisi besar. - Istimewa
Baca juga: Jusuf Kalla Persilahkan Anies Kembali Maju Pilgub DKI Jakarta!
Optika.id - Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia, memperkirakan Pilpres 2024 akan diikuti oleh tiga hingga empat tokoh politik yang kuat dan berpengaruh. Menurutnya, situasi politik saat ini yang semakin memanas menunjukkan adanya arah yang jelas untuk menghasilkan tokoh-tokoh politik yang mampu berdebat dan mempresentasikan gagasan mereka di ajang Pemilihan Presiden yang diadakan setiap lima tahun sekali.
JK menyatakan bahwa meskipun terbentuk arah pandangan tentang apakah akan ada tiga atau empat calon presiden, ia enggan untuk menyebutkan nama-nama kandidat tersebut. JK berpendapat bahwa pemilihan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang ideal merupakan hak prerogatif partai politik.
"Itu nanti pembicaraan antarpartai, saya tidak lagi dalam posisi mempunyai posisi penentuan di partai-partai. Saya memang dekat dengan Airlangga sejak dulu, ada di Partai Golkar sejak 20 tahun lalu, dekat juga dengan Anies, dekat juga dengan Prabowo. Saya dekat dengan semua dengan calon-calon itu. Namun, saya tak bisa membandingkan, itu nanti pemilu yang membandingkan, ungkap JK, Jumat (5/5/2023).
Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Airlangga Hartarto tidak hanya membahas silaturahmi antara mantan dan Ketua Umum Partai Golkar, tetapi juga membahas nasib Indonesia ke depan. JK menegaskan bahwa pertemuan ini dilakukan dalam rangka silaturahim dan untuk melihat bersama-sama arah kemajuan Indonesia ke depan.
Salah satu topik yang dikerucutkan oleh keduanya adalah bagaimana Partai Golkar dalam pemilu tetap memiliki suara yang cukup atau meningkat serta tidak hanya berbicara tentang politik pemilihan presiden (pilpres) tetapi juga berhasil di pemilihan umum (pemilu) untuk pemilihan legislatif.
Baca juga: Khofifah Effect di Pilpres 2024 Akan Berlanjut pada Pilkada se-Jatim
JK mengatakan bahwa Golkar, yang telah memiliki pengalaman memimpin selama ini, memiliki andil besar dalam mempersiapkan pemilu dan efeknya terhadap kepemimpinan nasional. JK juga mengungkapkan bahwa meskipun Airlangga dan dirinya membahas berbagai topik penting dalam pertemuan tersebut, keduanya enggan membahas soal Koalisi Besar dan hasil pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama enam ketum partai politik (parpol) pendukung pemerintah secara detail, sebab pertemuan malam itu difokuskan untuk melakukan silaturahmi kekeluargaan. Pertemuan antara Airlangga Hartarto dan JK berlangsung selama kurang lebih 1,5 jam dan diakhiri dengan konferensi pers bersama pada pukul 22.00 WIB.
Pembicaraannya tentu lebih ke keluargaan dan tentu pak Jusuf Kalla karena beliau menjadi wakil presiden (wapres) sebanyak dua kali, mantan ketua umum partai golkar sehingga saya banyak belajar dari pak JK. Dan kami bicara secara global. Acara kekeluargaan jadi tentu tak sedetail pembicaraan tersebut," ungkap ketua umum partai Golkar.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa dalam pertemuan dengan JK, mereka membahas kondisi ekonomi dan Airlangga mengaku mendapat banyak masukan dari JK mengenai hal tersebut.
Baca juga: JK Soal Konflik Papua, Sebenarnya Ingin Diselesaikan Tapi Presiden Jalan Sendiri
Kami perlu mempelajari banyak hal, terutama menghadapi situasi ekonomi sekarang dan tantangan global ke depan, dan inilah saran-saran dari Pak JK kepada Golkar, tambahnya. Setelah pertemuan, Airlangga juga dimintai pendapat mengenai arah Partai Golkar terkait koalisi politik. Airlangga menyebut ada dua opsi, yaitu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk oleh Partai Gerindra dan PKB, serta Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS yang telah mendeklarasikan Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden.
"Ya nanti tentunya kami akan membahas [potensi itu] dengan tim yang sudah dibentuk," pungkas Airlangga.
Editor : Pahlevi