Optika.id - Setiap tanggal 10 Mei diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia. Peringatan ini seolah sebagai momentum bahwa penyakit Lupus tidak bisa dipandang sebelah mata dan hal ini diperkuat bahwa penyakit ini sudah menelan korban jiwa dengan jumlah yang tidak sedikit di seluruh dunia.
Baca juga: Jangan Salah Kira Alergi, Ini Gejala dari Psoriasis
Lupus diketahui penyakit yang cukup berbahaya jika tidak ditangani secara sungguh-sungguh. Dijuluki sebagai penyakit seribu wajah, lupus merupakan penyakit autoimun yang memiliki beragam gejala yang menyerupai penyakit lain.
Setiap penderita lupus memiliki karakter dan gejala yang berbeda. Hal tersebutlah yang membuat Lupus sulit terdiagnosis.
Lupus terjadi ketika sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang jaringan yang sehat. Hal tersebut kemudian menimbulkan peradangan dan kerusakan berbagai organ tubuh dalam tubuh orang dengan lupus (odapus), Kamis (11/5/2023).
Faktor Pemicu dan Gejala Lupus
Kendati Lupus sudah mulai mendapat perhatian khusus, namun hingga kini penyebab Lupus belum diketahui pasti. Ada beberapa faktor yang diduga memicu terjadinya Lupus di antaranya hormone, genetic, lingkungan, infeksi dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Mengutip laman resmi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2TPM) Kemenkes, Kamis (11/5/2023) wanita di usia produktif lebih rentan terhadap Lupus.
Jika didiagnosis dan ditangani sejak dini, harapan hidup orang dengan lupus (odapus) ini tidak akan berbeda dengan masyarakat lainnya.
Pada umumnya, ada beberapa gejala Lupus yang umum ditemui. Misalnya merasa mudah lelah, demam berkepanjangan, dan kejang sesekali. Gejala lainnya yakni adanya ruam pada wajah, rambut rontok, sakit kepala dan luka pada mulut.
Bisakah Melakukan Deteksi Dini Mandiri Lupus?
Baca juga: Mengenal Hemofilia, Penyakit Darah Susah Beku dan Penanganannya
Lebih lanjut, sebenarnya ada beberapa langkah yang yang bisa dilakukan jika ingin memeriksa Lupus secara mandiri. Yang pertama yakni periksa apakah persendian pernah nyeri, atau bengkak selama lebih dari 3 bulan.
Kedua, periksa apakah jari tangan maupun kaki sering kaku dan pucat ketika berada di suhu dingin.
Ketiga, periksakan diri ketika sariawan diderita lebih dari dua minggu dan periksakan diri apabila mengalami penyakit kelainan darah seperti trombositopenia, leukositopenia, dan anemia.
Apabila pernah mengalami ruam kemerahan di wajah berbentuk kupu-kupu yang sayapnya melintang di sepanjang kedua pipi, maka perlu waspada karena itu tanda-tanda Lupus.
Kemudian, perlu waspada dan melakukan pemeriksaan di layanan kesehatan apabila sering mengalami demam di atas 38 derajat celcius tanpa sebab yang jelas, mengalami lelah meski cukup beristirahat, nyeri dada ketika menarik napas, sering kejang, sensitif terhadap matahari.
Baca juga: Tak Hanya Covid-19, Ini Penanganan Penyakit Menular dari Soekarno Hingga Soeharto
Terakhir, apabila pernah menjalani tes urine, cek apakah urine mengandung protein.
Apabila di antaranya tanda-tanda tersebut pernah dialami, setidaknya empat saja, maka ada kemungkinan orang itu mengidap Lupus. Hal tersebut tentunya perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Data pengidap Lupus di Indonesia belum diketahui secara pasti, bahkan database Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang pengidap Lupus terhenti di tahun 2016. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online pada tahun tersebut, sebanyak 2.166 pasien Lupus tercatat pernah dirawat inap.
Dari angka itu, sebanyak 550 pasien berakhir meninggal dunia. Artinya, angka kematian pasien lupus tahun itu mencapai sekitar 25ri seluruh kasus.
Editor : Pahlevi