Optika.id - Ketua Bappilu PDIP, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul, meyakini bahwa dukungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi secara tegas mendukung PDIP. Hal ini sebagai jawaban terhadap spekulasi bahwa Jokowi dianggap tidak konsisten.
Baca juga: Dagelan Kabinet Prabowo: Bau Jokowi dan Kaesang
Menurut Pacul, sebagai kader PDIP, Jokowi akan mengikuti keputusan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang telah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Pacul mengatakan bahwa jika ingin mengetahui dukungan Jokowi terkait Pilpres, sebaiknya langsung ditanyakan kepada Jokowi sendiri.
Direktur Eksekutif Algoritma, Aditya Perdana, melihat bahwa elite partai politik masih menunggu persetujuan dari Presiden Jokowi dalam merencanakan koalisi partai dan strategi partai dalam kontribusinya di pemerintahan berikutnya.
Persetujuan dari Jokowi sangat dinantikan karena ada satu alasan. Ternyata Jokowi saat ini dianggap tidak sepenuhnya patuh terhadap keputusan PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Awalnya Jokowi dianggap akan mendukung pilihan partainya, namun sekarang penilaian tersebut memudar.
Baca juga: Pertemuan Tertutup Jokowi dan Prabowo: Momen Penting di Solo
"Belakangan asumsi ini malah tidak sepenuhnya tepat karena Presiden Jokowi menunjukkan adanya keberpihakan dukungan pilihan politiknya tidak hanya kepada Ganjar, melainkan juga kepada Prabowo," kata Aditya, Jumat (26/5/2023).
Jokowi bahkan mendukung calon wakil presiden potensial lainnya seperti Airlangga Hartarto, Erick Tohir, dan Sandiaga Uno.
Baca juga: Aneh! Jelang Lengser Kepuasan Terhadap Jokowi Tinggi, tapi Negara Bakal Ambruk
Aditya berpendapat bahwa endorsement dari Jokowi memiliki potensi untuk mempengaruhi efek elektoral. Meskipun ada potensi tersebut menurut survei, Aditya masih meragukan sejauh mana hal tersebut akan diikuti oleh pemilih.
Aditya menyatakan bahwa dinamika koalisi untuk mengusung capres dan cawapres tidaklah mudah ditebak berdasarkan konteks efek endorsement Jokowi. Tidak hanya masalah pemilihan capres dan cawapres yang belum terjamin untuk memenangkan Pilpres, tetapi juga kesepakatan koalisi partai yang masih belum tercapai. Situasi ini menciptakan kompleksitas dalam koalisi Pilpres saat ini.
Editor : Pahlevi