Optika.id - Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, yang merupakan Bakal Calon Presiden, disebut-sebut sering mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo. Namun, seorang pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, mengingatkan agar kedua politisi tersebut tidak saling berebut.
Baca juga: Kekuatan Orde Baru Sudah di Pusat Pemerintahan Republik Indonesia
Dukungan dari Jokowi dianggap sebagai salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan elektabilitas.
"Kedua kubu terlihat yakin bahwa endorse dari Jokowi akan secara signifikan meningkatkan elektabilitas calon presiden yang didukung," kata Jammiluddin, Rabu (21/6/2023).
Jamiluddin menilai bahwa PDIP dan koalisi KKIR memiliki keyakinan bahwa kinerja Jokowi masih kuat di mata masyarakat.
"Ketika masyarakat masih menyukai Jokowi, tentu saja dia pantas mendapatkan dukungan. Sebagian masyarakat akan mengikuti arahan Jokowi, termasuk dalam pemilihan calon presiden," jelas Jamiluddin.
Baca juga: Kemana Prabowo Bakal Bawa Demokrasi Indonesia?
Terlebih lagi, pendukung Jokowi juga masih terhitung militan dalam bentuk relawan yang masih setia.
"Hal ini juga didukung oleh banyaknya relawan yang masih setia kepada Jokowi. Para relawan ini diharapkan akan mengarahkan suara mereka sesuai dengan calon presiden yang didukung oleh Jokowi," lanjut Jamiluddin.
Meskipun memiliki dukungan endorse dari Jokowi, Jamiluddin menyarankan agar Ganjar dan Prabowo tidak terlalu santai. Pasalnya, hasil survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa endorse dari Jokowi tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
Baca juga: Jokowi Buka Suara Soal Dirinya Disebut Cawe-Cawe dalam Kabinet Prabowo-Gibran
"Temuan Litbang Kompas setidaknya mengindikasikan bahwa endorse Jokowi kepada calon presiden tertentu tidak akan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan elektabilitasnya. Jika terjadi peningkatan, hal itu bukanlah penentu kemenangan bagi calon presiden tersebut," terangnya.
"Jadi, poros PDIP dan KKIR sebaiknya tidak terlalu yakin bahwa endorse dari Jokowi akan membawa kemenangan," pungkas Jamiluddin.
Editor : Pahlevi