Bupati Lamongan Launching Ferrameg Untuk Cegah Stunting

Reporter : Danny

Optika.id - Sebagai langkah pencegahan stunting, penurunan angka kematian ibu dan anak yang dimulai sejak dini, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi launcing program inovasi Ferrameg (Fe Hari Rabu Megilan), di SMPN 2 Lamongan.

Baca juga: GAPPRI Tak Setuju Rokok Sebabkan Stunting

Gerakan serentak yang di ikuti di setiap kecamatan ini, ditujukan agar ferrous yang diminum remaja putri (rematri) dapat dilakukan secara konsisten seminggu sekali sepanjang tahun di setiap hari Rabu. Pasalnya, berdasarkan sensus kesehatan nasional dari 76paian ferrous yang telah dibagikan ke rematri, hanya 1,4% tablet tambah darah (TTD) yang diminum. Sehingga perlu adanya pembangunan kesadaran di rematri, maupun orang tua dan guru sebagai pendorong.

Saat ini harus kita lakukan adalah memberikan kesadaran bahwa gerakan ini harus dijaga dan konsisten, pastikan tablet tambah darah (ttd) di minum, berikan kesadaran bahwa ini penting untuk anak didik dan remaja didik kita. Aksi ini menjadi momentum support kita semua, supaya mempunyai kesadaran yang sama bahwa gizinya cukup, anak-anak terhindar dari stunting, Lamongan bebas stunting, tutur Bupati Yes, Selasa (27/6/2023).

Di Lamongan capaian Ferrous atau tablet tambah darah hingga saat ini mencapai mencapai 71,63, sementara untuk ibu hamil telah mencapai 92,35%,sedangkan, berdasarkan hasil screening TTD pada rematri di Kabupaten Lamongan diketahui masih terdapat 4,45% yang status resiko merah. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk terus menekan dan menjaga resiko anemia.

Ditegaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan Taufik bahwa penanganan stunting dikelompokkan menjadi 2 yakni secara kuratif dengan menemukan kasus stunting yang berpijak pada data dari kegiatan bulan timbang dan dilanjutkan secara preventif yakni melalui upaya pencegahan.

Baca juga: BRIN Jelaskan Penanganan Stunting Secara Efektif

Kita harus melakukan 2 hal untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya kasus stunting. Secara kuratif yang didasarkan data bulan timbang harus diperhatikan dengan seksama saat melakukan input data by name by address, karena dari situ kita dapat menghitung kasus secara angka. Setelah terhitung baru akan dilanjutkan dengan penyusunan upaya, tegas Taufik pada kegiatan evaluasi stunting Kabupaten Lamongan di seluruh Kecamatan secara daring dalam kanal zoom, Senin (26/6/2023) di ruang Command Center Pemkab Lt.3.

Screening yang dilakukan setiap satu bulan sekali ini menetapkan 5 indikator sebagai sasaran percepatan dan penurunan stunting, mereka ialah ialah 10.314 remaja putri (477 masuk kategori merah, 3.657 masuk kategori kuning, dan 6.577 masuk kategori hijau), 1.362 calon pengantin (83 masuk kategori merah, 429 masuk kategori kuning, dan 847 masuk kategori hijau), 5.976 ibu hamil (450masuk kategori merah, 2.548 masuk kategori kuning, dan 2.973 masuk kategori hijau), 1.934 ibu nifas (60 masuk kategori merah, 775 masuk kategori kuning, dan 1.099 masuk kategori hijau), dan 23.616anak usia di bawah dua tahun atau sekitar 0-23 bulan (Baduta) (938 diantaranya masuk kategori merah, 7264 masuk kategori kuning, dan 15.433 masuk kategori hijau).Pada daerah yang masuk dalam kategori merah dan kuning akan diberikan intervensi untuk mengatasi kasus dan tentunya memenuhi target angka stunting tahun 2024 di Lamongan sebesar 12,3%.

Di Kecamatan Paciran sebagai Kecamatan yang memiliki potensi tinggi akan stunting telah melakukan intervensi berupa mendorong pemberian ASI ekslusif hingga usia 23 bulan, imunisasi lengkap, makanan tambahan pada balita untuk mengatasi kekurangan energi dan penyakit kronis, pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri (Rematri), melakukan cek HB, sosialisasi serta konseling gizi gemar makan protein hewani, dan lainnya.

Baca juga: BKKBN: Seluruh Pemda se-Indonesia Wajib Terlibat Tangani Stunting

Melihat intervensi yang dilakukan oleh masing-masing Kecamatan, Tim Percepatan Penanaganan Stunting (TPPS) Kabupaten Lamongan Suyatmoko memberikan masukan agar setiap intervensi dituliskan secara detail baik secara deskriptif maupun kuantitas agar bersifat akuntabel saat dilakukan monitoring.

Kepada TPPS Kecamatan harap melengkapi data intervensi dengan penjelasan kuantitas maupun berbentuk persentase. Hal tersebut bertujuan mempermudah melakukan monitoring akan intervensi yang dilakukan dengan hasil yang didapat. Karena selain menggencarkan pemenuhan gizi juga terdapat pola asuh yang harus kita amati, tambah Suyatmoko.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru