Optika.id - Kekerasan bisa digolongkan ke dalam banyak aspek, namun yang umum adalah kekerasan fisik, dan kekerasan psikis yang mencakup kekerasan verbal juga. Dalam menjalin suatu hubungan, kadang kekerasan psikis baik kasar maupun halus seperti tindak manipulative tidak bisa terhindarkan.
Baca juga: Kekerasan Tak Buat Anak Jadi Penurut dan Disiplin
Hal itu pasti dialami oleh banyak orang, baik sadar maupun tidak. Baik cepat maupun lambat. Banyak orang yang cenderung abai terhadap kekerasan psikis karena dirasa hal tersebut bisa ditoleransi dan sederet alasan-alasan lain. Maka dari itu, penting untuk mengenali tanda kekerasan psikis dalam suatu hubungan.
"Dari berbagai bentuk kekerasan, yang paling banyak terjadi di ranah personal adalah kekerasan psikis yang kadang mungkin tidak kita sadari," kata psikolog Dian Indraswari dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Jumat (30/6/2023).
Dian menjelaskan ada sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan. Tanda kekerasan psikis dalam hubungan pertama yang kerap terjadi dan dialami yakni pasangan yang manipulatif.
Pasangan jenis ini selalu berusaha untuk mengendalikan emosi dan pikiran dari pasangannya sehingga pasangannya menjadi bingung dan tidak berdaya dengan hidup serta pilihannya.
Tindak manipulasi ini misalnya ada perbedaan pendapat yang sebenarnya lumrah bagi pasangan. Dia akan memanipulasi pikiran dan menganggap pendapat pasangannya selalu salah.
Akhirnya, imbuh Dian, pasangannya tadi akan terpaksa mengikuti dia. Salah satu bentuk kekerasan atau tidak itu ditandai dari persetujuan atau konsensual.
Ketika sebetulnya pasangan sudah tidak setuju dengan pendapatnya, tetapi yang lain terpaksa menyetujuinya, dan itu terus menerus terjadi, maka sudah menunjukkan salah satu tanda dari kekerasan.
Baca juga: Femisida Masih Dimaklumi Masyarakat Karena Stigma dan Status Korban
Tanda kekerasan yang kedua adalah ketika pasangan selalu mencoba mengintervensi dan mengontrol apa yang Anda lakukan. Mulai dari cara berpenampilan, cara bergaul atau dengan siapa yang bergaul.
"Sehingga kita tidak punya kebebasan lagi untuk kita menentukan langkah, bahkan dalam sisi pakaian atau seperti apa kita berpenampilan," kata dia.
Tanda kekerasan dalam hubungan yang ketiga dijelaskan oleh Dian yakni pasangan gemar mengintrusi. Misalnya saja, ketika pasangan memaksa untuk membagikan lokasi, memaksa memberikan password akun media sosial, dan selalu memantau kemana pun dan dimanapun.
"Atau sudahshare location,kemudian dia memaksavideo calluntuk memastikan bahwa kamu benar-benar di situ dan dengan orang siapa saja. Itu juga jadi ciri kekerasaan yang meskipun dari hal kecil bisa jadi besar," ucap Executive Director Yayasan Pulih ini.
Baca juga: Tak Hanya Perempuan, Kaum Laki-Laki juga Wajib Belajar Literasi TPKS
Selanjutnya, yang keempat adalah pasangan gemar mengabaikan ketika sedang ada masalah serta gemar melakukan silent treatment dengan tujuan agar kita merasa bersalah dan bimbang.
Hal yang kelima yakni pasangan gemar mengancam apabila tidak segera menuruti permintaan. Sementara yang keenam pasangan gemar meremehkan segala keputusan kita dan kegiatan kita sehingga kita merasa tidak dihargai. Dan ketujuh adalah cemburu yang berlebihan.
Selanjutnya adalah pasangan gemar mengisolasi. Maknanya, pasangan meminta pasangannya untuk memutuskan hubungan dengan keluarga dan teman-teman agar waktunya tercurahkan untuk dia. Isolasi ini juga kadang tidak beralasan dan hanya sebagai kontrol kuasa terhadap pasangan saja.
Kesembilan, mengintimidasi atau membuat pasangannya merasa takut mengungkapkan pendapat atau perasaan, pungkas Dian.
Editor : Pahlevi