Optika.id - Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Nahar mengimbau agar orang tua tidak mudah melakukan kekerasan pada anak meskipun alasannya adalah untuk kedisiplinan.
Pasalnya, kekerasan tersebut bisa mencetak luka dan traumatis mendalam bagi anak sehingga memengaruhi pertumbuhan fisik dan psikisnya yang akan dia bawa hingga dewasa dan berdampak pada kehidupan anak selanjutnya, alih-alih membentuk karakter disiplin pada anak.
Baca Juga: KPPPA Minta Kasus Perundungan Sekolah Internasional Binus Diselesaikan dengan UU Pidana Anak
Dirinya menegaskan bahwa hukuman dengan kekerasan tidaklah efektif untuk membuat anak menjadi lebih baik. bahkan, sambungnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang dihukum dan kerap terpapar dengan kekerasan akan membuat anak berperilaku semakin negatif dari waktu ke waktu.
Cara mendisiplinkan anak itu bukan dengan kekerasan, kalau dengan kekerasan yang ada anak malah menjadi takut dan tertutup pada orang tua, dan ini akan jauh lebih berbahaya bagi si anak, kata Nahar, dalam keterangan yang dikutip Optika.id, Selasa (14/11/2023).
Di sisi lain, hukuman dengan kekerasan ini juga mengajarkan kepada anak bahwa tidak ada acara yang efektif untuk menyelesaikan masalah selain dengan kekerasan. Pada akhirnya, si anak akan membawa sifat kekerasan tersebut hingga dia dewasa dan semakin menormalisasi kekerasan. Dengan kata lain, orang tua lah yang memberikan contoh pada anak bahwa satu-satunya menyelesaikan konflik adalah dengan cara melakukan kekerasan, terutama pada orang yang tidak berdaya.
Kekerasan yang dilakukan kepada anak ini, akan membuat mereka mewajarkan kekerasan dilakukan kepada mereka yang salah dan lemah, Kemudian, membuat mereka tidak ragu untuk melakukan kekerasan ke orang lain, ucap Nahar.
Baca Juga: Bullying Terjadi Lagi, FSGI: Sekolah Tak Boleh Cuci Tangan dan Main Aman
Lebih lanjut, Nahar menyarankan agar orang tua menerapkan disiplin positif apabila anak melakukan kekerasan. Adapun yang dimaksud disiplin positif sendiri merupakan cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan serta mengutamakan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Orang tua, melalui disiplin positif ini bisa mengajarkan anak untuk memahami konsekuensi dari kesalahan yang mereka perbuat. Selain itu, orang tua bisa memberikan hukuman yang membuat anak merasa bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukannya.
Misalnya, anak tidak mau merapikan tempat tidur setelah mereka bangun, orang tua harus menjelaskan apa akibatnya jika kamar tidak dirapikan, dan mengajak anak merapikan bersama, tidak perlu dicubit atau dipukul, ucap Nahar.
Baca Juga: Kasus Kekerasaan Seksual Tak Kunjung Henti Terjadi di Sekolah
Dengan menerapkan disiplin positif, imbuhnya, Nahar yakin bahwa dia bisa memutuskan mata rantai kekerasan yang terus berulang. Pasalnya, anak yang diasuh dengan disiplin positif dan tanpa kekerasan, akan mengasuh anaknya dengan cara yang sama. Hal ini pun akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat, tangguh, dan bertanggung jawab.
Anak yang diasuh dengan kekerasan saat dewasa nanti akan mengasuh anak mereka dengan kekerasan, itu akan berulang sampai ada yang berusaha untuk memutus rantai kekerasan tersebut, ujar Nahar.
Editor : Pahlevi