Optika.id - Melalui acara diskusi secara daring menggunakan platform zoom yang disiarkan oleh UICI Official bertajuk "Cyber Bullying: Perspektif Ranah Hukum dan Neuropsikologi" diterangkan bahwa persoalan Cyber Bullying tidak hanya bepengaruh terhadap satu persoalan saja. Akan tetapi, dampak yang diterima juga berpengaruh dari sisi lainnya.
Baca juga: Kenali Jenis-Jenis Perundungan yang Bisa Terjadi Pada Siapa Saja
"Perubahan ini memungkinkan efek samping yaitu orang tidak lagi mempunyai etika, hidup bebas termasuk bebas membully kawan-kawannya dan sangat berpengaruh dalam dunia psikologi. Hal ini juga berpengaruh pada dunia saat ini," ungkap Laode Ipad selaku opening speech seperti yang dilihat Optika.id, Selasa, (4/7/2023).
Perilaku manusia berkaitan dengan cara komunikasi menjadi hal baru di era sekarang. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Laode dan orang-orang disekitarnya yang mengalami dan mengetahui hal tersebut akan mempunyai perspektif berbeda.
Dilihat dari pandangan psikologi kepribadian, pelaku bullying memiliki skor psychoticism yang tinggi. Psychoticism merupakan dimensi utama yang ke-3, diusulkan oleh Hans Eysenck.
Baca juga: Melihat Cyber Bullying dalam Kasus Melalui Media Sosial, Seperti Apa Pencegahannya?
Kemudian, menurut teori psikoanalisis Freud, agresi atau dorongan agresif (aggresive-drive) termasuk ke dalam insting mati, terkadang disebut insting menghancurkan.
"Nah, kalau begini kan manusia memperoleh respon agresif dengan cara yang sama dengan bagaimana mereka memperoleh bentuk tingkah laku sosial kompleks lainnya, baik melalui pengalaman langsung maupun mengobservasi orang lain," pungkas Dosen Digital Neuropsikologi UICI itu.
Baca juga: Seperti Apa Perlindungan dari Perspektif Hukum Soal Cyber Bullying?
Pada akhirnya, manusia juga akan bisa dan memiliki kemampuan untuk menilai orang lain. Begitu juga sebaliknya, seseorang akan mempunyai nilai dalam pandangan orang lain sesuai dengan tata cara perilakunya.
Editor : Pahlevi