Soal OPM Minta Tebusan Rp 5 Miliar, Mahfud MD: yang Penting Pilot Selamat

Reporter : Eka Ratna Sari

Optika.id - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, memberikan tanggapan terkait pernyataan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, yang setuju untuk membayar uang tebusan kepada pihak yang menyandera pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens.

Baca juga: Mahfud MD: Hak Angket DPR Bisa Makzulkan Jokowi Seperti Soeharto

Hingga saat ini masih ditahan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Pimpinan OPM, Egnasius Kogoya, yang melakukan penyanderaan terhadap Philips, meminta uang tebusan sebesar Rp 5 miliar yang disetujui oleh Yudo.

"Semua masih dalam proses, yang penting pilot tersebut harus selamat. Kedua, TNI-Polri harus bertindak secara profesional. Ketiga, tidak boleh ada campur tangan asing atau negara lain dalam kasus ini. Itu adalah prinsipnya," kata Mahfud di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, pada Rabu, (5/7/2023).

Mahfud MD menyatakan bahwa proses penebusan Philips masih berlangsung, namun dia tidak memberikan informasi tentang kapan dan bagaimana mekanisme pemberian uang tebusan tersebut.

Baca juga: PDIP Tolak Sirekap dan Penundaan Rekapitulasi Pemilu 2024, Minta Audit Forensik KPU

Sebelumnya, Polda Papua telah menyatakan telah menyiapkan uang tebusan sebesar Rp 5 miliar untuk kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang dipimpin oleh Egianus Kogoya. Uang tersebut akan digunakan untuk menebus Philips.

Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, menyebut bahwa uang tersebut disiapkan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Nduga. Mathius mengatakan bahwa Pemda Nduga dan TNI-Polri sedang mengatur proses mekanisme pemberian uang tebusan tersebut agar tidak menimbulkan masalah hukum di masa depan.

Baca juga: Jokowi Pasang Muka Badak Libas Suara Ganjar-Mahfud di Kandang Banteng

Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, menyatakan setuju dengan pemberian uang tebusan tersebut. Menurutnya, pemenuhan uang tebusan tersebut tidak akan menjadi preseden buruk karena dilakukan sebagai upaya kemanusiaan dan untuk keselamatan Pilot Susi Air serta warga sekitarnya.

"Kami memenuhi permintaan tersebut demi keselamatan semua pihak," ujar Yudo.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru