Antraks, dari Peradaban Sejarah Hingga Senjata Biologis

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - Beberapa waktu yang lalu, Indonesia dihebohkan oleh masyarakat di suatu wilayah di Jawa Tengah mengonsumsi sapi yang terkena antraks. Alhasil, masyarakat tersebut pun dirawat secara intensif di rumah sakit.

Baca juga: Menelusuri Aktivitas Judi dari Masa ke Masa

Sebenarnya, bagaimana awal mula antraks ini muncul?

Dilansir dari berbagai sumber, Selasa (11/7/2023) munculnya antraks ini diperkirakan berasal dari Mesopotamia dan Mesir. Beberapa ahli memprediksi bahwa antraks mungkin telah menyebar di zaman Musa selama 10 wabah atau tulah di Mesir yang dikenal sebagai tulah kelima. Antraks digambarkan sebagai penyakit yang saat itu menyerang kuda, domba, sapi, unta, dan lembu maupun hewan-hewan ternak di Mesir.

Tak hanya Mesir, Yunani Kuno dan Roma juga turut mengenal antraks dalam peradabannya. Banyak ilustrasi maupun tulisan kuno dari para ahli terkenal pada masa itu yang menggambarkan antraks. Misalnya, Homer sekitar tahun 700 SM (Sebelum Masehi) dalam The Illiad menulis dan menggambarkan tentang penyakit yang menyerang ternak. Kemudian dalam puisi yang ditulis oleh Virgil yang hidup pada tahun 70 19 SM juga menyebut soal penyakit yang berkontribusi pada kejatuhan Roma.

Antraks merupakan penyakit bacterial yang bersifat menular akut pada hewan dan manusia. Sebab antraks ini yakni oleh bakteri Bacillus Anthracis. Dalam Bahasa Yunani antraks bermakna batu bara dan istilah ini digunakan lantaran kulit para korban yang terinfeksi oleh antraks akan berubah menjadi hitam seperti batu bara.

Antraks paling sering menginfeksi para herbivora liar maupun yang telah dijinakkan. Sifat dari antraks adalah zoonosis yang artinya bisa ditularkan dari hewan ke manusia, atau bahkan sebaliknya. Akan tetapi, tidak dapat ditularkan antar sesama manusia.

Diketahui bahwa Bacillus anthracis merupakan kuman gram positif penyebab dari penyakit antraks ini. Siklus hidup kuman ini di alam bisa bertahan dalam waktu kurang dari 24 jam. Akan tetapi, yang berbahaya adalah kuman ini bisa berubah bentuk menjadi spora dan dapat bertahan hidup di tanah untuk jangka waktu yang sangat lama hingga puluhan tahun lamanya.

Baca juga: Mengenal Zionisme dan Hubungan Erat dengan Israel

Melansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sebanyak 92% kasus antraks pada saluran pernapasan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan 20 60% kasus antraks pada saluran pencernaan bisa menyebabkan kematian.

Lebih lanjut, selain spora antraks yang tahan sangat lama, ternyata sporanya juga tahan terhadap berbagai kondisi seperti kekeringan, radiasi dengan ultraviolet, panas, sinar gamma dan berbagai jenis desinfektan. Akibat karakteristiknya itu, kuman dan spora antraks yang dikeringkan biasanya digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sebagai senjata bilogis atau bioterorisme.

Spora antraks dapat dengan mudah ditemui di alam, maupun bisa dibuat di laboratorium. Ketahanan spora ini bisa sangat lama di lingkungan luar. Karena resistensinya tersebut, antraks menjadi senjata biologis yang ampuh karena bisa dilepaskan secara diam-diam tanpa seorang pun tahu.

Dalam menjadi senjata biologis, spora antraks bisa disebarkan dimana saja misalnya bubuk, cairan penyemprot, maupun bahan pangan lainnya. Selain sifatnya yang resisten, ukuran dari spora antraks juga mikro sehingga tidak bisa dilihat dengan kasat mata.

Baca juga: Seberapa Serius Pemerintah Tangani Korban HAM 1965?

Serangan antraks ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya pada tahun 2001 silam spora antraks ditempatkan dalam surat dan dikirim melalui sistem pos AS. 22 orang, termasuk 12 penangan surat dinyatakan terkena antraks. Dari 22 orang ini, 5 orang meninggal dunia.

Lebih lanjut, antraks juga bisa dilepaskan ke udara dari gedung, truk, pesawat dan sejenisnya. Apabila si penyerang menggunakan cara ini, maka spora antraks bisa dengan mudah tersebar melalui angina atau terbawa oleh sepatu, pakaian, dan benda-benda lainnya. Alhasil, hanya dibutuhkan waktu singkat untuk antraks bisa menginfeksi banyak orang.

Apabila spora ini dilepaskan melalui udara, maka orang yang bisa menghirupnya bisa terinfeksi antraks. Jika hal tersebut terjadi, maka mereka akan mengalami apa yang dinamakan antraks inhalasi yang merupakan bentuk paling serius dan dapat membunuh dengan cepat jika tidak segera diobati.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru