Optika.id - Dua elite Partai Golkar, yaitu Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) dan Bahlil Lahadalia, menyatakan kesiapan mereka untuk menjadi Ketua Umum (Ketum), dan hal ini dianggap sebagai upaya penggulingan terhadap Airlangga Hartarto.
Baca juga: Adhie Massardi Laporkan Ahok ke KPK
Menurut pengamat politik Citra Institute, Efriza, sikap LBP dan Bahlil merupakan bagian dari dinamika politik internal Partai Golkar yang disengaja untuk memperkuat peluang terjadinya musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).
Efriza menyatakan, "Ditenggarai Munaslub ini alat 'permainan politik' dari elite-elite Golkar yang berada dalam pemerintahan. Mereka menggunakan wacana Munaslub dalam melakukan tekanan terhadap Airlangga," pada hari Senin (24/7/2023).
Lebih lanjut, Efriza menjelaskan bahwa Bahlil dan LBP melihat bahwa peluang terjadinya Munaslub di internal partai dapat terealisasi jika isu pergantian Ketum Golkar selain Airlangga dibawa ke permukaan.
Baca juga: Politikus Golkar: Airlangga Hartarto Harus Segera Beri Klarifikasi
"Oleh sebab itu, Bahlil dan LBP memanfaatkan kesempatan ini, agar wacana Munaslub dapat terwujud," tambahnya.
Selain itu, LBP dan Bahlil menyoroti isu tentang kegagalan kepemimpinan Airlangga sebagai Ketum Partai Golkar.
Baca juga: Kunjungi Lumajang, Gus Muhdlor Tertarik Barang Peninggalan Sejarah
"Ini bertujuan untuk membuat internal Partai Golkar merasa khawatir dan meyakinkan bahwa Munaslub adalah cara terbaik untuk mengembalikan kejayaan Partai Golkar," ucapnya.
Efriza menambahkan, "Jadi, Bahlil dan LBP sedang berusaha semakin menguatkan asumsi bahwa Munaslub diperlukan dalam situasi ini."
Editor : Pahlevi