Pergoki Sekolah Internasional Diduga Dukung LBGT, Begini Tanggapan Daniel Mananta

Reporter : Eka Ratna Sari

Optika.id - Pernyataan kontroversial Daniel Mananta tentang sekolah internasional di wilayah Jabodetabek yang diduga mendukung LGBT menjadi viral di media sosial. Setelah menjadi perbincangan, Daniel mengungkapkan kekagetannya terhadap sekolah tersebut ketika hendak mendaftarkan anaknya

Baca juga: Al-Jahiz Menulis Praktik Homoseksual Dalam Islam

"Gue kaget banget waktu lagi assesment buat anak sekolah, sekolah internasional dan pas di resepsionisnya itu ada toilet, buat boy, girl, dan gender neutral bahkan ada bahasa indnonesuanya gender netral," ungkap Daniel Mananta seperti dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Jumat (4/8/2023).

"Gue kaget banget sampai kasih tahu istri gue, kita kayak wow sudah samai sini, kia harus ngapain nih," imbuhnya.

Istilah gender netral atau non-binary digunakan untuk menggambarkan individu yang tidak mengidentifikasi diri sebagai laki-laki atau perempuan. Daniel menyatakan penghormatannya terhadap orang-orang LGBT, namun ia tidak setuju dengan pengenalan LGBTQ++ kepada anak di bawah 18 tahun.

"Gue respect sama orang yang ambil keputusan jadi LGBT, tapi kalau misalnya gerakan ini menyusupnya ke anak kecil di bawah umur 18 tahun, masih pencarian jati diri, gampamg banget terombang-ambing," kata Daniel.

"Gue sebagai seorang ayah mempunyai otoritas melindungi anak-anak gue, ngasih tahu fondasi mana yang banar mana salah. Mereka soalnya mementingkan feeling bukan kebenaran," tandasnya.

Baca juga: Soal Konser Coldplay, Ustaz Derry Sulaiman: Tak Semua yang Hadir Dukung LGBT

Lebih lanjut Daniel mewanti-wanti para orangtua untuk lebih menanamkan pondasi pendidikan di rumah ketimbang di sekolah.

"Gue berharap baget dengan adanya isu ini, orangtua akhirnya sadar kita sebagai orangtua memulai pondasi tersebut di rumah dan bukan diberikan sepenuhnya ke sekolah," tandasnya.

Menurut Daniel, sekolah internasional bisa saja memiliki agenda tersendiri yang mereka bawa dari negaranya.

Baca juga: Korea Selatan Soroti Beberapa Pelanggaran HAM Berat di Indonesia, dari LGBT Hingga Tes Keperawanan

"Sekolah kadang cuma fokus sama agendanya mereka, apa pun agenda yang ada di negara mereka karena. Memang ada beberapa agenda yang harus diterapkan dan harus disetujui, siapa pun dingerin ini kalau lo adalah orangtua yang anaknya sekolah di internasional, be more involve dengan anak-anak lo," ujar Daniel.

"Jangan sampai tanpa kita sadarin kita pingin kasih edukasi tapi sayang sekolah punya agende terselubung yang merusah moralisas kita," tuturnya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru