Optika.id - Kekuatan elektabilitas Ganjar Pranowo diyakini bakal mengalami penurunan yang signifikan apabila Prabowo Subianto memilih Gibran Rakabuming sebagai rekan pasangan dalam kompetisi Pemilihan Presiden 2024.
Baca juga: PDIP Tegaskan Tak Kekurangan Stok Pemimpin untuk Pilkada Jawa Tengah
Menurut analisis dari Jamiluddin Ritonga, seorang ahli politik dari Universitas Esa Unggul, PDIP tidak akan menerima kekalahan dalam Pemilihan Umum 2024 jika Ganjar Pranowo kalah dari Gibran Rakabuming, putra sulung dari Presiden Jokowi. Karena alasan inilah, ia meramalkan bahwa PDIP dan Gerindra mungkin akan bergabung untuk mengusung kombinasi Prabowo-Gibran.
"Kalau elektabilitas (Ganjar) turun drastis, ada kemungkinan PDIP akan bergabung mendukung Prabowo-Gibran. Megawati bisa saja melakukan hal itu untuk memastikan menang hattrick," kata Jamiluddin Ritonga, Jumat (11/8/2023).
Baca juga: Ini Kata PDIP Soal Pelegalan Politik Uang di Pemilu
Dalam pandangannya, ada kemungkinan bahwa PDIP akan mengambil langkah mundur dari dukungan terhadap Ganjar Pranowo jika prospek kemenangan pada tahun 2024 terlihat tipis. Alasannya adalah hubungan erat antara partai dan presiden saat ini, Jokowi, masih memiliki daya tarik yang kuat di kalangan pendukung PDIP.
Kondisi semacam ini dapat muncul apabila Prabowo Subianto memutuskan untuk berpasangan dengan Gibran Rakabuming, terutama jika keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengizinkan penurunan batas usia minimal calon presiden dan wakil presiden dari 40 tahun menjadi 35 tahun.
Baca juga: PDIP Tugaskan Ganjar untuk Pemenangan Pilkada Serentak
"Jadi, Ganjar bisa saja ditinggal PDIP bila peluang menangnya sangat kecil. PDIP lebih memilih Prabowo-Gibran bila peluang menang lebih besar," demikian Jamiluddin Ritonga.
Editor : Pahlevi