Optika.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, menggelar konsolidasi kebangsaan antara Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK). Dalam acara tersebut, Rycko mengungkapkan bahwa intoleransi merupakan bibit utama dari radikalisme dan harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat.
Baca juga: Ingin Rumah Ibadah Dikontrol Pemerintah, MUI: Bertentangan dengan UUD 1945
"Faktor intoleransi adalah bibit utama dari radikalisme, kalau tidak dikelola dengan baik akan ada friksi-friksi di masyarakat," ujarnya.
Dia merujuk pada hasil survei Litbang Kompas 2023 yang menempatkan toleransi sebagai faktor utama penyebab polarisasi masyarakat menjelang Pemilu 2024. Rycko menekankan pentingnya waspada terhadap intoleransi, karena bisa diikuti oleh faktor-faktor lain seperti hoaks dan politik memecah belah.
Baca juga: BNPT Beberkan Ada Satu Parpol yang Disusupi Jaringan Terorisme, Parpol apa?
Rycko juga menjelaskan bahwa intoleransi dapat merebak karena gerakan ideologi yang dilakukan oleh sel-sel teroris secara masif, sistematis, dan terstruktur. Oleh karena itu, peran bersama pemerintah, tokoh agama, masyarakat, akademisi, dan media massa dalam membangun kesadaran dan ketahanan nasional sangat penting.
"Harus dibuat mekanisme secara kebersamaan, dengan tokoh agama, masyarakat, melibatkan semua pihak. Jangan kita jadikan demokrasi untuk melakukan kebebasan yang kebablasan," tambahnya.
Baca juga: BNPT Harap Pemilu Bisa Kondusif dan Tanpa Provokasi
Konsolidasi Kebangsaan LPOI-LPOK 2023 mengangkat tema "Mitigasi Turbulensi Politik 2024, Mewaspadai Radikalisme Intoleran, dan Penyelamatan Aset-Aset Bangsa." Acara tersebut dihadiri oleh berbagai unsur pimpinan organisasi-organisasi anggota dan sahabat LPOI-LPOK, serta tokoh-tokoh terkait.
Editor : Pahlevi