Optika.id - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru menunjukkan pendukung gerakan 212 masih setia mendukung Ketua Umum Partai Gerindra,Prabowo Subianto. Pendukung atau setidaknya elite gerakan 212 diketahui mendukung Prabowo pada Pilpres 2019 lalu.
Baca juga: Klaim Boleh Memihak, Saiful Munjani: Presiden Sudah Kalap
Berdasarkan survei SMRC yang dilakukan pada 31 Juli sampai dengan 11 Agustus 2023 terungkap sebanyak 42 persen responden yang mendukung atau setuju dengan gerakan 212 memilih capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan 35 persen pendukung 212 mendukung capres Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, sementara hanya 18 persen yang mendukung capres dari PDIP, Ganjar Pranowo. Masih ada 4 persen pendukung gerakan 212 yang tidak menjawab.
"Sebanyak 42 persen pendukung gerakan 212 memilih Anies Baswedan, 35 persen mendukung Prabowo Subianto, hanya 18 persen memilih Ganjar Pranowo, dan masih ada 4 persen tidak menjawab," ujar Saiful Mujani saat menyampaikan hasil survei dalam program "Bedah Politik bersama Saiful Mujani" yang disiarkan kanal YouTube SMRC TV, Kamis (21/9/2023).
Sebaliknya, sebanyak 51 persen responden yang tidak mendukung gerakan tersebut mendukung Ganjar. Kemudian, sebanyak 30 persen responden yang tidak mendukung gerakan 212 memilih Prabowo, dan hanya 14 persen mendukung Anies serta terdapat 5 persen yang menjawab tidak jawab.
Pola yang sama terjadi pada responden yang pernah ikut gerakan 212. Sebanyak 43 persen responden yang pernah ikut gerakan 212 mendukung Anies, dan sebanyak 35 persen mendukung Prabowo. Hanya 16 persen responden yang pernah ikut gerakan 212 memilih Ganjar dan terdapat 6 persen yang tidak jawab. Sebanyak 37 persen responden yang tahu tetapi tidak pernah ikut gerakan 212 persen memilih Ganjar, 32 persen Prabowo, 25 persen Anies, dan masih ada 6 persen yang belum menjawab.
"Jadi umumnya pendukung gerakan 212 itu, kalau tidak ke Anies, ya ke Prabowo, katanya.
Saiful melanjutkan berbagai survei saat ini menunjukkan Prabowo dan Ganjar paling potensial maju ke putaran kedua. Jika hal itu terjadi, pendukung gerakan 212 umumnya memilih Prabowo.
Dari yang setuju atau mendukung gerakan 212, sebanyak 59 persen memilih Prabowo, 29 persen memilih Ganjar, dan masih ada 11 persen yang tidak jawab. Sebaliknya, yang tidak mendukung gerakan 212, hanya 38 persen yang memilih Prabowo, 54 persen memilih Ganjar, dan 8 persen tidak jawab.
Baca juga: Musim Pemilu, Lembaga Survei Laris Manis
Sementara dari yang mengaku pernah ikut gerakan atau aksi 212, sebanyak 57 persen memilih Prabowo, hanya 20 persen memilih Ganjar, dan 23 persen tidak jawab. Sedangkan sebanyak 47 persen responden yang mengaku tahu tetapi tidak pernah ikut aksi tersebut memilih Prabowo, 43 persen Ganjar, dan masih ada 10 persen yang tidak menjawab. Berdasarkan hasil survei itu, Saiful Mujani menilai massa pendukung 212 sudah memiliki preferensi politik, meski elite gerakan tersebut belum mengambil keputusan resmi.
"Massa pendukung 212 di tingkat bawah cenderung memilih Anies dan Prabowo. Jika Anies tidak masuk ke putaran kedua, dan yang masuk adalah Ganjar melawan Prabowo, mayoritas pendukung 212 akan memilih Prabowo. Sebaliknya, yang tidak mendukung gerakan 212 cenderung akan mendukung Ganjar Pranowo, katanya.
Saiful meyakini data hasil survei ini valid dan sesuai perkiraan banyak orang. Dikatakan, gerakan 212 dibangun untuk menjatuhkan Ahok pada Pilkada DKI 2017 dengan efek ingin mengalahkan Jokowi pada Pilpres 2019 dengan mendukung Prabowo.
Terkait Pilpres 2024, capres yang dinilai dekat dengan Jokowi adalah Ganjar Pranowo. Dengan demikian, meski Prabowo ada di kebinet dan menjadi anak buah Jokowi, pemilihnya lebih mencerminkan oposisi terhadap pemerintah. Menurut Saiful Mujani, pendukung 212 adalah modal dasar pemilih Prabowo yang tidak akan ditinggalkan.
Baca juga: Survei SMRC Peroleh Hasil Pemilih PKB Rerata Pilih Capres Prabowo dan Cawapres Erick Thohir!
Namun dia (Prabowo) juga tidak akan eksplisit menunjukkan kedekatannya dengan massa gerakan 212 tersebut karena berharap tambahan dukungan dari pemilih atau pendukung Jokowi, katanya.
Populasi survei SMRC kali ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Sampel basis 3.710 responden dipilih secara random atau stratified multistage random sampling dari populasi tersebut dengan jumlah yang proporsional. Oversample dilakukan di provinsi-provinsi kecil minimal menjadi 100 responden.
Dengan demikian, total sampel secara nasional menjadi 5.000 responden. Response rate atau responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 4.260 atau 85 persen yang dianalisis. Margin of error survei ini diperkirakan +/- 1,65 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi stratified random sampling.
Editor : Pahlevi