Optika.id - Pada Pemilu 2024 nanti, para publik figure atau selebritis mulai merambah talenta mereka di bidang politik dengan menjadi calon legislatif. Tak hanya laki-laki, para selebritas perempuan pun turut meramaikan pesta demokrasi lima tahunan itu dengan mencoba peruntungannya menjadi caleg.
Kendati keterlibatan selebritas tersebut diklaim mampu mengatrol elektabilitas partai politik (parpol) tempat mereka bernaung, namun menurut Analis Sosial Politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai bahwa diperlukan uji publik terhadap caleg yang maju dalam Pemilu 2024 nanti, tak terkecuali dari kalangan selebritas laki-laki maupun perempuan. Pasalnya, kemampuan mereka menguasai berbagai isu dan menyuarakan keberpihakan kepada publik wajib diuji menjelang Pemilu 2024 berlangsung.
Baca juga: Pengamat Sebut Elektoral Demokrasi Indonesia Sedang Bermasalah!
Saya kira bisa dicermati dari track record-nya selama ini seperti apa terutama terkait dengan keberpihakannya pada urusan-urusan publik. Terkait pengetahuannya tentang fungsi anggota DPR juga perlu dicek. Misalnya terkait dengan fungsi aspirasi, legislasi, dan fungsi pengawasan, ujar Ubedilah, Kamis (28/9/2023).
Meskipun demikian, Ubedilah mengapresiasi langkah berani para selebritas perempuan yang mau maju menjadi caleg. Langkah berani yang dimaksud yakni mereka menutup kuping dari cibiran masyarakat. Selain itu, hal tersebut menjadi indikasi bahwa para perempuan sudah memiliki kesadaran di bidang politik dan bergairah untuk terjun ke arena politik serta tidak takut bersaing dengan para laki-laki.
Secara motivasi, mungkin mereka memiliki motif ingin memperjuangkan aspirasi rakyat atau mungkin juga selama ini aspirasi perempuan belum terwakili, kata dia menambahkan.
Baca juga: Gagal Maju Pilgub Jadi Hal Untung bagi Anies, Kok Bisa?
Dalam keterangan yang sama, Adinda Tenriangke Muchtar selaku Direktur Eksekutif The Indonesian Institute, menekankan bahwa keterlibatan dan kontribusi para selebritas perempuan ini tidak bisa dipandang sebelah mata saja. Dia juga berharap agar masyarakat tidak melabeli mereka dengan stigma, cap, atau embel-embel stereotip yang melekat kuat.
Menurut Adinda, para selebritas ini perlu diuji dengan kerja-kerja legislasi terlebih dahulu, mendapatkan pendidikan kaderisasi, dan pengetahuan sejauh mana mereka paham terkait urusan-urusan perempuan di parlemen. Sehingga, hal-hal tersebut akan menjadi jaminan apabila mereka terpilih, mereka bisa memperjuangkan hak-hak perempuan yang selama ini masih terabaikan dan menjadi kaum marjinal.
Baca juga: Besok, PDI-Perjuangan Akan Usung Risma Jadi Kandidat Cagub Jatim
Uji publik tidak hanya perlu diuji kepada caleg perempuan, tapi juga laki-laki, sehingga kita ada keadilan berbasis gender disini. Kita berharap caleg perempuan kita apa pun latar belakangnya dapat memperjuangkan hak-hak perempuan saat mereka masuk di parlemen, kata Adinda.
Editor : Pahlevi